2019 Jadi PEMIRA UMM Pertama yang Gunakan E-Voting
Author : Humas | Rabu, 19 Juni 2019 15:11 WIB
|
Debat Calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas di Auditorium BAU. (Foto: Mirza/Humas) |
Semarak Pemilu Raya (PEMIRA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai terdengar. Ada hal baru pada penyelenggaraan PEMIRA tahun 2019 ini. Yakni dengan menggunakan metode Electronic Vote (E-Vote). Pemungutan suara melalui metode E-vote ini akan dilangsungkan pada 20-21Juni mendatang.
Debat para kandidat juga sudah dihelat di masing-masing fakultas dan tingkat universitas. Seperti pada tingkat universitas, debat dihadiri langsung oleh dua pasangan calon BEM-U yakni Sufyan Indra Jayadi - Ayu Nurlaila Catur dan Abdul Aziz Pranata – Diki Wahyudi. Debat berlangsung di Auditorium BAU, Selasa (19/6).
Mereka yang akan memilih diwajibkan menggunakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan Personal Identification Code (PIC) sebagai akses login. Para mahasiswa bakal menggunakan hak pilihnya untuk menentukan Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U), Anggota Senat Universitas (SEM-U), Ketua dan Wakil BEM Fakultas (BEMFA), Anggota Senat Fakultas (SEFA), hingga calon Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).
Sulfian Ade Nur Rochim, Ketua Komisi Pemilihan Raya Universitas (KPRU) mengatakan jika proses pemilihan dengan metode E-vote adalah langkah untuk mengefesien dan mengefektifkan proses PEMIRA. “Lebih hemat kertas tentu saja. Penghitungan lebih akurat dan tersistem dengan baik,” tutur Sulfian ditemui di sela debat.
Sulfian bersama tim bekerja keras untuk mempersiapkan segala hal dengan baik. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi politik mahasiswa. Ia bersama timnya juga telah melakukan sosialisasi secara digital dan konvensional dengan cukup masif. “Sosialisasi terefektif adalah dengan teman-teman terdekat. Hal itu terus kami tekankan,” katanya.
Metode anyar hasil kolaborasi KPRU dengan Lembaga Informasi dan Komunikasi (Infokom) ini akan menjadi kali pertama UMM menggelar PEMIRA dengan metode E-voting. Sulfian mengklaim metode baru ini akan lebih meminimalisir jumlah kesalahan dan akan lebih aman dari berbagai permasalahan dibanding dengan metode coblos kertas. (mir/can)
Shared:
Komentar