Prof Dr Tobroni di acara Lokakarya Integrasi dan Implementasi Pembelajaran AIK di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Foto: M. Zulfikar Akbar. |
UNIVERSITAS Muhammadiyah Malang (UMM) berkomitmen mengembangkan ilmu pengetahuan lewat proses pembelajaran Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK). Hal ini diungkapkan Rektor UMM, Fauzan, dalam Lokakarya Integrasi dan Implementasi Pembelajaran AIK di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), Sabtu (18/6).
Dalam kegiatan yang digelar di Ruang Sidang Senat UMM ini, Fauzan mengatakan, UMM sebagai bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah memiliki komitmen dan semangat untuk mengembangkan keilmuan lewat Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK).
Mata kuliah AIK ini, ia menjelaskan, memang sudah menjadi ciri khas di semua PTM se-Indonesia. "Ke depan UMM akan mengintegrasikan AIK sebagai suatu nilai muatan pada mata kuliah umum lainnya, sehingga AIK bisa jadi nilai yang hidup dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.
Sementara itu Anggota Majelis Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat (Dikti PP) Muhammadiyah Prof Dr Tobroni mengatakan, AIK sebagai mata kuliah wajib yang diterapkan dalam kurikulum di setiap PTM se-Indonesia memiliki peran penting sebagai ujung tombak dakwah Muhammadiyah. Selain itu AIK disebutnya sebagai pembeda antara PTM dan non-PTM. "AIK ini harus menjadi cikal bakal, ruh dan sumber kekuatan PTM," ujar dosen FAI UMM ini.
Ia menerangkan, pengorganisasian AIK dapat dilakukan tersentral atau di masing-masing fakultas. Proses pembelajaran AIK, lanjut Tobroni, dilaksanakan dalam bentuk perkuliahan yang diperkaya kursus, darul arqam, dauroh, pelatihan, asistensi, halaqah, pengajian dan proses yang menunjang lainnya. "Pembelajaran AIK bisa dilakukan secara terpadu dengan sistem pendidikan di PTM," jelasnya. (gas/han)