Jurusan Agribisnis UMM sedang melangsungkan diskusi bersama dengan Tsuji Kasunari melalui kanal zoom (Foto : Istimewa) |
Perkembangan pertanian Indonesia menjadi isu penting bagi generasi muda di Indonesia. Sebagai negara agraris, sudah selayaknya generasi muda mengambil peran. Berangkat dari hal itu, jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melangsungkan diskusi bersama dengan Tsuji Kasunari, Associate Profesor dari Saga University, Jepang. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring pada hari Senin (25/01).
Dalam paparannya, Tsuji menjelaskan terkait tren pertanian yang sedang terjadi di Jepang. Terdapat pengurangan produksi dan ekonomi dalam aspek pertanian. Selain itu, terjadi fenomena penuaan karena hanya sebagian kecil generasi muda di Jepang yang bergerak di sektor tersebut. “Tentu hal ini menjadi masalah serius mengingat tidak ada penerus yang cukup untuk melanjutkan pertanian di Jepang,” tegasnya.
Baca juga : Mahasiswa Ciptakan Sarung Tangan Pencegah Kecelakaan Kerja
Fenomena itu jugalah yang menyebabkan tren konsumsi pangan di Jepang lebih banyak bergantung pada impor produk pertanian. Menurutnya, tantangan saat ini yang Jepang hadapi adalah mencari solusi untuk mendorong generasi muda agar mamnpu terjun langsung ke sektor pertanian. Tidak hanya itu, mengaktifkan kelompok tani juga menjadi hal lain yang perlu ditindak lanjuti. “Dua masalah ini adalah fokus kami agar keberlangsungan sektor pertanian bisa tetap terjaga hingga masa depan,” tuturnya lebih lanjut.
Selama diskusi berlangsung, beberapa pertanyaan dilontarkan oleh para dosen Agribisnis, diantaranya dari Dr.Ir.Rahayu Relawati, MM. Dia menanyakan terkait strategi yang dibutuhkan untuk mendorong generasi muda agar ada kemauan menjadi petani.
Baca juga : Komisi VII DPR RI Kaji RUU Energi Baru Terbarukan
Tsuji menjawab bahwa fenomena ini juga terjadi di Jepang. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan insentif serta pendapatan sektor pertanian. Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting untuk terus mendukung dengan cara menstabilkan harga produk pertanian.
Menurutnya Tsuji, faktor yang mampu meningkatkan pertanian di Jepang adalah sifat rajin yang dimiliki oleh para petani. “Bersama perguruan tinggi dan pemerintah, para petani di Jepang rajin meneliti sesuatu yang bisa menjadi solusi permasalahan yang muncul di bidang pertanian. Ketika sudah ditemukan, solusi itu akan dibagikan dan dijelaskan pada kelompok tani yang lain,” ungkapnya di akhir sesi diskusi. (wil)