Berkat Sagu, Mahasiswa UMM Ini Wakili Jatim di Pilmapres Nasional

Author : Humas | Rabu, 10 April 2019 11:19 WIB
Dita diapit para dosen yang mendampingi selama perlombaan. (Foto: Istimewa)

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) yang diselenggarakan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) mengukuhkan mahasiswa program studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dita Fomara Tuasikal sebagai juara pertama tingkat Jawa Timur (Jatim), di Grand Whiz Trawas-Mojokerto (2/4).

Mahasiswa angkatan 2016 ini menyisihkan peserta lain dari lima puluh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta  (Kopertis) Wilayah VII Jawa Timur. Dita mengusung konsep sosial ekonomi pembangunan, yakni Desa Mandiri Pangan dan Energi melalui sumber pangan dan energi alternatif.

Melalui karya tulis bertajuk “Multi Function Concept to Support Independent Village: Optimalisasi Potensi Sagu sebagai Upaya Mewujudkan Desa Mandiri Pangan dan Energi Berbasis Sociopreneurship” Dita, panggilan akrabnya, mewakili Provinsi Jawa Timur di ajang Pilmapres di tingkat nasional dalam waktu dekat.

Indonesia memiliki luas areal sagu terbesar di dunia dengan luas sekitar 1.128 juta hektar. Namun, pemanfaatannya masih belum optimal yaitu baru sekitar 11% dari total cadangan pati sagu Indonesia. Indonesia adalah penghasil sagu terbesar di dunia, namun negara yang paling serius mengembangkan sagu justru Jepang.

Baca juga: Pesan Mahfud MD Buat Milenial UMM: Mari Ikut Wujudkan Indonesia Emas 2045

Dilanjutkannya, sagu (Metroxylon sagu) merupakan sumber karbohidrat layaknya beras. Satu porsi nasi seberat 100 gram setara dengan 40 gram tepung sagu. Jika potensi sagu telah dapat dimanfaatkan dengan bijak sebagai pangan alternatif, maka Indonesia seharusnya tidak perlu mengimpor beras sampai dengan 861.601 ton.

Terlepas dari itu, sambungnya, ampas ela yang merupakan limbah setelah panen sagu, mengandung ethanol 80% yang memenuhi syarat pembakaran sempurna sehingga dapat dijadikan sebagai energi alternatif berupa bioethanol. Desa Pelauw di Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah jadi tempat penelitiannya.

 “Sayang, dengan potensi sagu yang melimpah, penduduk desa ini masih bergantung pada beras dan BBM dari kota Ambon. Padahal hampir di seisi Maluku tidak ada produksi beras sama sekali. Selain itu, sangat sering terjadi kelangkaan BBM sehingga mengharuskan ke pulau sebelah hanya untuk membeli minyak tanah,” bebernya.

Baca juga: Presiden Maspion ke UMM, Kepincut Asri dan Sejuknya Kampus Putih

Diakui Dita, dirinya telah disiapkan secara matang oleh pihak universitas. Dimulai dari persentasi di depan rektor hingga ke kelas-kelas. Juga hingga disiapkan tim khusus, misalnya di aspek kepribadian ada dosen dari fakultas Psikologi, ada juga dosen khusus penampilan yang menilai performa saat persentasi, hingga tata pakaian.

Persiapan jelang perlombaan dilakukan secara matang selama dua minggu, dan satu minggu intensif. “Dimulai dari perbaikan proposal, presentasi bahasa inggris, kepribadian, sikap hingga dibentuk tim-tim khusus yang mengawasi dan membimbing,”  ujar Dra. Titiek Ambarwati, MM selaku pembimbing Pilmapres UMM.

Selain UMM, tujuh universitas yang lolos untuk mewakili Jawa Timur ke tingkat nasional yakni Universitas Katolik Widya Mandala, Universitas Kristen Petra, Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Universitas Surabaya, Universitas Ciputra, Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan Unida Gontor. (riz/can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image