Tito Setyawal Putra dan Dwi Puji Laksono dari tim Mekatronic UMM saat meraih Bronze Medal di Korea Selatan (Foto: Istimewa) |
Bermula dari keprihatinan atas banyaknya kecelakaan lalu lintas yang tidak segera tertangani pada pengguna kendaraan roda dua atau sepeda motor, Tito Setyawal Putra dan Dwi Puji Laksono, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini membuat helm pintar yang secara otomatis mengirim koordinat Global Positioning System (GPS) saat pengendara mengalami kecelakaan lalu lintas.
Inovasi garapan mahasiswa Fakultas Teknik ini meraih bronze medal di ajang inovasi tingkat dunia Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019. Lewat helm pintar yang dinamakan IOSHEL (Iot Smart Helmet), mereka berjaya di ajang yang diselenggarakan oleh Korea Invention Promotion Association (KIPA) dan didukung International Federation of Inventors' Association (IFIA), 30 November 2019 di Korea Selatan.
Menurut data Global Status Report on Road Safety (WHO, 2015) setiap tahun di seluruh dunia, lebih dari 1,25 juta korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas dan 50 juta orang luka berat. Dari jumlah ini, 90% kecelakaan terjadi di negara berkembang, di mana sebanyak 54%-nya merupakan jumlah kendaraan yang terdaftar di dunia. Kecelakaan lalu lintas ini menjadi pembunuh terbesar kedua di dunia.
Baca juga: Semnas FEB UMM: Bahas Masa Depan Fintech di Indonesia
“Jumlah pengguna sepeda motor sangat banyak. Sementara menurut data WHO, transportasi roda dua inilah yang paling sering terjadi kecelakaan. Sering kali terjadi kecelakaan yang tidak diketahui sehingga tidak bisa tertolong dengan cepat. Berangkat dari situ, tercetuslah ide ini. Para petugas pun bisa segera menemukan dan melakukan penanganan segera,” ungkap Tito Setyawal Putra diwawancarai Kamis (5/11).
Helm ini dilengkapi dengan sollarcell sebagai pengisian daya dan dapat juga diisi dayanya (charging) dengan menggunakan pengisi daya handphone. Kapasitas baterai nya 1100 MAh yang bisa bertahan sekitar 24 jam ketika digunakan dalam berkendara. Mereka berharap IOSHEL ini dapat diproduksi masal oleh perusahaan di Indonesia. Temuannya bersama rekannya ini dibimbing oleh dosen Dr. Lailis Syafa’ah MT.
Tim Mekatronic UMM dengan Helm IOSHEL-nya (Foto: Istimewa) |
Cara kerjanya, helm tersebut akan secara otomatis mengirimkan koordinat GPS ke aplikasi Telegram dan SMS biasa ke nomor yang telah di daftarkan (bisa ke polisi, keluarga, ataupun rumah sakit) secara otomatis ketika terjadi kecelakaan. Helm ini akan mengirim data berupa koordinat lokasi kecelakaan dengan 3 indikator yang ada yakni getaran, kemiringan, dan percepatan. Lokasi kendaraan akan segera diketahui.
Baca juga: Dosen UMM Terpilih Jadi Ketua 2 Organisasi Kesehatan
Di ajang ini, para penemu dan peneliti memamerkan ide dan produk baru kepada produsen, investor, distributor, perusahaan lisensi dan masyarakat umum. “Kendala kita selama perakitan alat inipun banyak. Selain harus belajar lagi tentang elektronika dan pemrogaman, karena kita jurusan Teknik Mesin, kendala kami juga dari beberapa komponen yang tidak ada di Indonesia sehingga kita harus pesan di luar,” tandasnya.
Kemenangan ini menyusul raihan mahasiswa UMM tahun sebelumnya. Adalah Haryo Widya Damawan yang mendapat raihan bronze medal untuk inovasi alat penurun temperatur ban pengangkut barang yang diberi nama Tyrender. Inovasi ini lantas makin disempurnakan sehingga menang di ajang iENA International Trade Fair Ideas Inventions New Products 2019 pada 3 November di Messe Nürnberg, Jerman. (riz/can)