Di Zaman yang Serba Berubah, Teori Sosial Juga Harus Ikut Berubah

Author : Humas | Rabu, 27 Februari 2019 14:50 WIB
 Prof. Dr. Der. Soz. Rochman Achwan, MDS. (Foto: Aan/Humas)

PROGRAM Studi (Prodi) Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menghelat kuliah perdana dengan tema "Produksi Ilmu Sosial Mutakhir di Era Revolusi Industri 4.0" di Aula BAU UMM, Rabu (27/02). Kuliah Perdana ini mendatangkan Prof. Dr. Der. Soz. Rochman Achwan, MDS., guru besar Sosiologi dari Universitas Indonesia.

Menurutnya, sejak dari era hortikultura, industri, informasi, hingga masyarakat digital seperti saat ini, perubahan melekat pada masyarakat. Seperti sekarang, digitalisasi sudah menjadi bagian keseharian masyarakat. "Jadi sebagai Sosiolog, haram hukumnya tidak tahu menahu perubahan yang terjadi di masyarakat," lanjutnya.

Ia berpendapat untuk menyongsong era digital atau era Industri 4.0, kita harus memahami situasi sosial yang kita hadapi. Dikarenakan peranan sosial akan mempengaruhi cara kerja ekonomi, politik, dan lain-lain. "Jika kita tidak bisa memahami situasi sosial yang kita hadapi, kita tidak bisa memahami apa-apa," paparnya.

Baca juga: Warga Palestina Belajar Budidaya Perairan ke UMM

Pada era digital, perguruan tinggi mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Bahkan, disebutnya, banyak universitas yang berbondong-bondong menjadi universitas riset. "Hasil riset itu harus dipublikasi agar bisa dibaca siapa saja. Sehingga bisa menjadi pertimbangan kebijakan untuk pemerintah maupun masyarakat," lanjutnya.

Rachmad K. Dwi Susilo, MA., Ketua program studi Sosiologi UMM mengemukakan, Sosiologi perlu meninggalkan teori-teori lama karena lingkungan sosial masyarakat sudah mulai berubah. Jika terus menggunakan teori-teori lama maka sosiolog akan terjebak di masa lalu dan tidak bisa menafsirkan fenomena masyarakat terkini.

Rachmad juga memaparkan hal yang bisa dilakukan dosen juga mahasiswa untuk menghadapi Industri 4.0. Dosen dan mahasiswa harus mempunyai teori sosial yang digemari dan dikuasai untuk melihat fenomena sosial. "Meskipun pakai teori barat, saat diterapkan di Indonesia nantinya juga bisa kita kritik kekurangannya," tandasnya. (riz/can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image