Priyo Iswanto saat memberikan orasi ilmiah di wisuda UMM ke-97. (Foto: Rizki/Humas) |
DUTA Besar Republik Indonesia (RI) untuk Republik Kolombia, Priyo Iswanto, memberikan pencerahan secara daring kepada ratusan wisudawan program diploma, sarjana dan pasca sarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada acara wisuda ke-97, Selasa (20/10). Dalam paparannya, Priyo menekankan pentingnya generasi muda berpikir cerdas, bertindak cepat, dan kerja keras dalam menghadapi tantangan globalisasi.
Untuk mewujudkan tiga hal tersebut perlu dibangun semangat untuk membuat kemajuan, meningkatkan kewirausahaan, bertindak lokal berpikiran global. Banyak best practices di luar negeri yang dapat menginspirasi bagi wisudawan yang mayoritas merupakan generasi meilennial dan Gen-Z.
Di hadapan Rektor, Senat UMM, para dekan, direktur program studi dan seluruh sivitas akademika, Duta Besar Priyo Iswanto juga menekankan dalam orasi ilmiahnya tentang pentingnya masyarakat kampus memanfaatkan keberadaan seluruh Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri sebagai pintu untuk mendapatkan informasi tentang best practices yang ada di negara sahabat.
“Selalu menambah wawasan adalah kunci agar kita mengetahui diri kita berada di mana, apakah orang lain lebih baik dari kita atau sebaliknya, dan dengan wawasan demikan generasi muda dapat melihat jauh kedepan, menjangkau mengambil kesempatan yang ada di tempat lain sehingga tidak mudah membiarkan orang lain menjangkau kita terlebih dahulu dan mengambil kesempatan yang ada di sekitar kita. Boleh jadi kita tinggal di desa tetapi karena wawasan yang luas kita bisa menguasai dunia dengan karya kita,” tambah Dubes Priyo Iswanto kepada wisudawan.
Baca juga: Keliling Eropa Berkat Saran Sang Ayah untuk Studi di UMM
Dubes Priyo Iswanto juga mengingatkan kepada generasi muda yang saat ini menghadapi situasi oxímoron, yaitu dua situasi yang bertentangan, bahwa di satu sisi sedang menuju humanisme digital, dimana peran manusia digantikan oleh mesin otomatisasi, robot, artificial intelligence, dan aplikasi cerdas. Namun di sisi lain agar tetap mempertahankan nilai-nilai humanisme tradisional karena kemajuan yang hendak dicapai pada hakikatnya adalah kemajuan yang menyentuh nilai-nilai kemanusiaan, bukan hanya sekedar maju yang bertumpu pada ilmu dan pengetahuan.
Lebih jauh, Priyo mendorong UMM untuk membangun komunikasi dengan para duta besar di luar negeri untuk berbagi pengalaman dan best practices yang ada di berbagai negara sahabat. “Saya sekali lagi menawarkan kepada Bapak Rektor bahwa saya bersedia menjadi jembatan antara UMM dengan para duta besar di luar negeri. Mari kita jangkau dunia sampai ke ujungnya untuk kemaslahatan kita, pembangunan negeri kita, pembangunan anak-anak desa kita,” pungkasnya.
Wisuda UMM yang diselenggarakan di Hall Dome UMM kali ini diadakan menjadi 6 gelombang, 19-24 Oktober 2020, dengan menaati protokol Covid-19 secara ketat. Dari keenam gelombang tersebut, total wisudawan yang bakal diwisuda sebanyak 1793 orang. Skema wisuda bergelombang ini untuk menghindari peluang penularan Covid-19. Sehingga jarak antara wisudawan maupun para undangan tetap terjaga. (can)