Event Gebyar Bamboo Lira Liru yang Eco Friendly
Author : Humas | Senin, 24 Juni 2019 14:14 WIB
|
Suasana Ekowisata Boonpring Andeman saat event Gebyar Bamboo Lira Liru
(Foto: Istimewa) |
Melalui tangan dingin mahasiswa praktikum Public Relations (PR) 3 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), daerah dampingan UMM, salah satu event anyarnya bakal menjadi ikon baru Ekowisata Boonpring Andeman, Desa Sanankerto, Turen, Kabupaten Malang. Minggu (23/6) digelar Gebyar Bamboo Lira Liru.
Mengusung tagline Gebyar Bambu Malang-Desa Berdaya Warga Berkarya acara ini mengangkat isu eco-friendly. “Kami ingin menyampaikan pesan kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga lingkungan. Bagaimanapun pemanasan global terhadap perubahan lingkungan sekitar sangat berpengaruh signifikan,” pungkasnya.
Kegiatan ini diwujudkan ke dalam beberapa rangkaian acara yakni berupa Pasar Bambu Tradisional, Makan Sego Empog Terpanjang, Parade dan Pameran Karya Kerajinan Bambu, Pameran 65 Jenis Bibit Bambu, Flashmob Angklung, Playground Tradisional, dan Hiburan dengan sentuhan tradisional kearifan lokal lainnya.
Melalui inovasi bambu dan menghadirkan suasana tradisional, perhelatan ini bakal menjadi ikon baru Ekowisata Boonpring. “Di antaranya dengan mengapresiasi kerajinan bambu yang ada di sini, yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya dari hasil bambu dan bertani,” ujar Qurrotul Aini selaku ketua pelaksana acara.
Dijelaskan oleh Aini, Gebyar Bamboo Lira Liru turut menghadirkan aksi kolaborasi masyarakat dan UMM dalam rangka peningkatan nilai bambu melalui program, serta konten-konten yang kreatif dan inovatif. ”Khusus acara yang spektakuler ini, kami melibatkan banyak pihak untuk berpartisipasi dalam kolaborasi,” paparnya.
UMM sebagai kampus pelopor pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), dengan melakukan pembangunan stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Ketua Tim Teknis PLTMH UMM, Ir Suwignyo, MT menerangkan PLTMH ini untuk mendukung konservasi sumber air Andeman dan pengembangan ekowisata terpadu.
Pada siang hari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif perdesaan dan pengembangan irigasi pompa kawasan agrowisata. Serta dapat dijadikan sebagai taman edukasi wisata sains-teknologi energi terbarukan. Pada malam harinya dimanfaatkan untuk penerangan kawasan wisata dan lingkungan sekitarnya.
PLTMH Desa Sanankerto mengandalkan debit air 0,50 M3 perdetik dengan mengambil dari sumber air Andeman. Turbin yang digunakan berbeda dengan yang dipakai pada PLTMH di UMM sebelumnya. “Turbin Boonpring menggunakan propeller poros vertikal. Jika berhasil akan kita kembangkan untuk produksi turbin dan akan dijual,” ungkapnya. (riz/can)
Shared:
Komentar