Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., menyampaikan sambutan dalam Seminar Pancasila Sebagai Pencegah Tindak Korupsi (Foto : To Bagus/Humas) |
Di Indonesia korupsi sudah menjadi hal yang umum, baik di lembaga politik maupun non-politik. Untuk meminimalisir terjadinya kasus-kasus korupsi di masa depan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar seminar dengan tema Pancasila Sebagai Pencegah Tindakan Korupsi.
Seminar ini dilaksanakan Rabu (03/03) di aula GKB IV lantai 9 UMM dan live melalui kanal youtube FISIP UMM. Dalam acara tersebut hadir berbagai kalangan mulai dari Pemuda Pancasila, Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah, kepala dinas, camat, lurah, kepala desa Kota Malang dan Batu serta beberapa tamu undangan lainnya.
Wakil kepala BPIP Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., menyampaikan bahwa di Indonesia tindak korupsi tidak hanya di lakukan oleh penjabat politik saja, tetapi juga orang-orang di lembaga lain yang tidak berhubungan dengan politik. Sifat rakus yang dimiliki oleh sekelompok elit tertentu disebut menjadi pemantik suburnya tindakan kriminal ini.
Baca Juga : Radya, Mahasiswa Kedokteran UMM Bagikan Kiat Menang Kompetisi
“Korupsi di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh biaya politik yang tinggi tetapi juga berbagai institusi yang dikuasai para oligarki rakus. Bila hal ini terus berlanjut demokrasi Indonesia akan menjadi semu,” katanya.
Haryono melanjutkan BPIP ingin agar penerapan Pancasila tidak hanya berhenti di tahap intoleransi, radikal, dan terorisme saja, tetapi juga pada bidang pembentukan karakter yang dalam hal ini akan meminimalisir tindak pidana korupsi.
“Kami ingin agar penerapan Pancasila tidak hanya berfokus pada bidang intoleransi, tetapi juga pada bidang pengembangan karakter untuk mengatasi korupsi. Saya harap diskusi ini tidak hanya dilihat dari perspektif hukum saja tetapi juga pada bidang sosial budaya,” ujarnya.
Senada dengan Hariyono, Rektor UMM Dr. Fauzan M.Pd, mengatakan bahwa dampak tindak korupsi sangat besar. Tidak hanya dapat menyengsarakan rakyat, korupsi juga dapat merusak para generasi muda.
Baca Juga : Mahasiswa Ciptakan Game Edukasi Kemuhammadiyahan
“Jika tindak pidana korupsi tidak segera di atasi dengan tegas maka dampaknya akan lebih berbahaya. Tidak hanya menyengsarakan rakyat tetapi juga dapat merusak generasi yang akan datang,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Walikota Malang Drs.H. Sutiaji menyampaikan, BPIP perlu membuat sebuah media untuk mendekatkan Pancasila pada generasi muda. Mengingat saat ini di Malang sendiri jumlah kaum milenial lebih dari 50,68 persen.
“Bagaimana nanti tantangan bagi BPIP untuk mendesain agar kaum-kaum yang masih muda ini menggandrungi Pancasila juga. Mungkin dengan game-game yang mengenalkan akar budaya kita sehingga akar budaya kita menancap. Bagaimana animator-animator film di Malang juga diajak sehingga mengenalkan apa itu Pancasila. Secara filosofis itu bisa dimasukkan. Ketika itu sudah bisa masuk, saya yakin Indonesia akan mengawali menjadi citra negeri yang bersih,” tambahnya.
Dalam acara ini turut hadir pula sebagai narasumber Plt. Deputi Bidang, Advokasi & Pengawasan Regulasi BPIP Dr. Ani Purwanti, S.H., M.Hum., Dekan FISIP UMM Dr. Rinikso Kartono, M.Si., Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan UMM Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si., Malang Corruption Watch Luthfi J. Kurniawan, dan Budayawan Pemerhati Ideologi Pancasila Jati Kusumo. (syi/sil)