Mobil Kaca UMM dan Komunitas Preman Mengajar mengunjungi Desa Jabung, Kota Malang (Foto : Rino Humas) |
Bakti Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk Negeri tak pernah berhenti, terus bergerak memberi arti ditengah pandemi. Kamis (11/2) ini, UMM bersama Komunitas Preman Mengajar mengunjungi Desa Jabung, Kota Malang. Preman mengajar merupakan salah satu komunitas yang dibentuk sebagai wujud dari program kerja Republik Gubuk yang ada di Desa Jabung Kab. Malang. Komunitas ini memiliki fokus gerakan dalam bidang pendidikan.
Bersama Komunitas Preman Mengajar, UMM tidak hanya menyuguhkan buku untuk dibaca di sana namun juga menanamkan berbagai keterampilan pendidikan karakter pada anak-anak binaan yang terdapat di Desa Gading Kembar. Mulai dari mendongeng, menari hingga latihan seni bela diri bersama. Tentu semua tetap dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan.
Baca juga : Vokasi UMM dan Dubes Jepang Bahas Peluang Kerja
Sebelum melakukan kegiatan seperti menari dan seni bela diri, ada nilai-nilai kebaikan yang terlebih dahulu ditanamkan kepada anak-anak. Fachrul Alamsyah, atau yang sering disapa Irul biasa memberikan refleksi dan penanaman nilai dalam setiap aktivitas mereka. Sehingga mereka tidak hanya melakukan rutinitas namun juga memahami maksud dan tujuan gerakan serta harapan setelah mereka menguasai keterampilan ini.
"Berlatihlah secara serius, kami ingin di manapun kalian berada, kalian akan menjadi anak yang bermanfaat bagi orang lain dengan ilmu kalian. Gunakan keterampilan yang kalian punya. Pergilah kemana kalian mau dan buatlah spirit yang sama dengan apa yang sudah dilakukan oleh Gubuk Baca di manapun kalian berada," begitulah ucap irul sebagai founder Republik Gubuk saat memberikan motivasi kepada anak binaan di sana.
Faris Dwi Setyawan, salah satu penggagas Gubuk Baca juga mengungkapkan alasan kenapa mau membina anak-anak di sini, dia menyebutkan bahwa ini adalah hasil inisiasi dari mereka yang merasa prihatin atas kebiasaan kurang baik pada anak-anak di sana.
"Anak-anak yang harusnya memanfaatkan masa pertumbuhanya untuk memperluas wawasan atau mengembangkan potensi diri malah terjebak dengan aktivitas bermain hp terus menerus tanpa tahu waktu. Sedangkan orang tua mereka cenderung membiarkan karena kebanyakan tingkat pendidikanya pun rendah. Karena hal itulah saya dan teman-teman yang dulunya tergabung dalam komunitas seni bela diri di kampung ini mau meluangkan waktu untuk mendampingi mereka" ucapnya.
Baca juga : deaf.talk Media Mahasiswa Dekatkan Masyarakat dengan Teman Tuli
Ridlo Setyono, S.Pd selaku koordinator lapang dari UMM juga menyebutkan bahwa dia cukup terkejut dengan antusias mereka untuk membaca buku "Belum juga dibuka, lemari bukunya namun semua sudah mengantri. Saat dibuka pun mereka sontak menyerbu untuk mengambil buku bacaan sesuai dengan yang mereka mau" tuturnya.
Dony Windiarto, kordinator pendidikan Preman Mengajar juga menuturkan kesan baiknya pada kegiatan kolaborasi ini. "Saya berharap Mobil Pintar UMM bisa berkelanjutan dengan kami, bergerak bersama untuk meningkatkan literasi di pojok kampung yang jarang memiliki fasilitas membaca. Kolaborasi ini adalah bentuk silahturahmi dari instansi pendidikan terkhusus pihak UMM dgn kami pemuda-pemudi kampung," pungkasnya. (rin/sil)