Guangzhou University dan UMM saling tukar cinderamata. (Foto: Yasmin/Humas) |
Sejumlah jajaran petinggi Guangxi Normal University, Republik Rakyat Tiongkok berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (26/6). Lawatan tersebut dimaksudkan untuk menemui pimpinan Kampus Putih guna menegosiasikan tawaran sejumlah program akademik bagi mahasiswa dan dosen kedua pihak.
Beberapa program yang dinegosiasikan di antaranya pemagangan dan pendidikan doktor atau setara S3. Kerjasama antara UMM dan Guangxi Normal University sudah dijalankan sebelumnya lewat skema kursus bahasa Mandarin melalui Confucius Institute. Kursus ini bahkan telah diwajibkan di sejumlah program studi (prodi).
Dr. Ir. Listiari Hendraningsih selaku sekretaris International Relation Office (IRO) UMM menyatakan, pertemuan ini sedianya terbatas hanya untuk beberapa program studi saja. Demikian Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin yang membidangi akademik menginginkan kesempatan ini juga dapat dijangkau prodi lain.
Baca juga: UMM dan USAID Teken Perjanjian Pelatihan KKN-KWU
“Secara garis besar kerjasama ini baik, serta dibutuhkan oleh kedua belah pihak. Baik Guangxi Normal Universityu dan pihak UMM. Kedepan, memang akan diadakan student exchange, juga hubungan bilateral dengan berbagai skema yang akan dijalankan oleh perwakilan dosen dari masing masing prodi,” ucap Ibu Listiari usai acara.
Namun demikian, diakui Listiari permasalahannya ialah di setiap subjek mata kuliah diwajibkan untuk menulis dengan menggunakan huruf Hanzi dan bahasa Mandarin. “Inilah faktor tersulit. Tetap harus kita dorong agar dapat meningkatkan semangat para dosen dalam terus berlatih menulis huruf Hanzi,” tambah Listiari usai acara.
Baca juga: Kemenag RI di UMM: HAM Memuat Nilai Keagamaan yang Universal
Ditambah Djoko Sigit Sayogo, S.E., M.Acc., Ph.D. Ka. dari divisi Kerjasama dan Penerapan IPTEK DPPM menyatakan, UMM hendak menjalin kerjasama berupa Community Service, yang terkait dengan KKN dan magang. Bagi dosen, skema yang dijalankan yakni pemberian beasiswa strata tiga atau doktoral di Tiongkok.
Kerjasama yang akan dilakukan juga berupa short term selama 2 bulan untuk beberapa prodi. Beasiswa 6 bulan juga ditawarkan dari prodi bahasa Inggris, namun masih dirundingkan kebijakannya mulai dari biaya dan hal hal lain. Tak kalah penting, UMM juga menawarkan research collaboration yang dikerjakan bersama. (yas/can)