Julie Chernov Hwang. (Foto: Aan/Humas) |
Kita bisa membantu bekas narapidana teroris (eks-Napitor), tidak kembali menjadi teroris dengan membentuk jaringan sosial alternatif untuk mereka. Hal itu disampaikan Julie Chernov Hwang, seorang guru besar ahli terorisme dari University of California, Amerika Serikat saat membedah bukunya “Why Terorist Quit: The Disengagement of Indonesian Jihadist”, Jumat (12/7) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Julie yang selama bertahun-tahun menekuni masalah terorisme mengatakan ada empat faktor dasar yang mampu membantu eks-Napitor kembali berdaya di masyarakat. Pertama, faktor kekecewaan. Faktor ini merupakan faktor internal di mana Napitor mulai merasa kecewa terhadap strategi, ideologi, sosok pemimpin, taktik, dan sebagainya. “Ia akan mencari jalan lain yang membuat dirinya bisa berdaya kembali,” jelas Julie.
Setelah merasa kecewa, eks-Napitor akan mulai menimbang dan menilai akibat serta kebermanfaatan apa yang didapat. Faktor kedua ini, kata Julie, masih merupakan faktor internal yang harus di mulai dari kesadaran seorang Napitor itu sendiri. Di sini, Napitor sudah mulai mempertanyakan relevansi tindakannya, kebaikan zaman dulu dan zaman sekarang, juga memikirkan konteks kebaikan yang relevan dengan kondisi sekarang.
Baca juga: Dosen UMM Sabet Gelar Dosen Berprestasi LLDIKTI 2019
Ketika sudah mulai menyadari bahwa sudah saatnya Napitor berhenti, Ia harus mempunyai jaringan sosial baru. Jaringan sosial baru ini merupakan faktor ke tiga yang disebut oleh Julie sebagai faktor jaringan sosial alternatif. “Di sini kita bisa berperan dengan menerima eks-Napitor sebagai teman biasa, tanpa melihat masa lalunya. Dengan begitu mereka akan merasa nyaman untuk tinggal,” ungkap Julie.
Setelah mendapat jaringan sosial alternatif, ia sudah bisa mengandalkan orang lain selain teman-temannya saat masih menjadi Jihadis dulu. Selain itu, ada satu faktor penting (keempat) yang mendasari agar ia berhenti menjadi teroris kembali, yaitu faktor ganti prioritas. Seperti pekerjaan, hubungan sosial baru, ajaran baru, dan masa depan baru sehingga ia bisa benar-benar meninggalkan ideologi yang dulu pernah dianut.
Baca juga: Songsong Pimnas, UMM Jadi Tuan Rumah Monev PKM
Dalam diskusi yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu, Zen Amiruddin sebagai perwakilan dari UMM berterimakasih kepada Julie yang menyempatkan datang dari Amerika. Ia berharap ilmu yang disampaikan bisa membuka cakrawala pengetahuan dosen dan mahasiswa. “Semoga ini menjadi motivasi kita untuk giat meneliti soal permasalah terorisme di Indonesia,” tandasnya. (usa/can)