Mahasiswa UMM Bawa Isu Kecanduan Gawai ke Turki
Author : Humas | Selasa, 11 Februari 2020 15:52 WIB
|
Kelompok Mahasiswa UMM Berfoto Bersama Dr. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia di Istanbul Youth Summit (IYL) Turki (Foto: Istimewa) |
KECANDUAN gawai (gadget) yang menggejala di kalangan anak-anak menjadi perhatian khusus sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini. Mereka, secara khusus merumuskan proyek sosial untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan gawai yang berlebihan. Proyek sosial ini mereka bawa ke Turki untuk mendapat masukan dari para ahli yang selanjutkan bakal diterapkan di Indonesia. Proyek sosial ini mereka namakan “Disconnected to Connected”.
Adalah Nandiroh dari Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan, Faura Dea Ayu Pinasti dari Prodi Pendidikan Biologi, Alia Rizka Mansyur dan Isyfa Zahrotul Mufidah dari Prodi Hubungan Internasional (HI), yang mewakili Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada perhelatan Istanbul Youth Summit (IYS) 2020 di Turki. Ketiganya bersama beberapa mahasiswa dari perguruan tinggi Indonesia lain tergabung dalam satu kelompok untuk terbang ke Turki pada 27-30 Januari lalu.
“Berdasakan hal tersebut, kami berinisiasi untuk membuat kegiatan berupa kampanye ‘No Gadget Day’ yang dikhususkan untuk anak-anak usia 1-12 tahun beserta orang tuanya. Kampanye ini dibuat untuk meminimalisir kegiatan anak-anak yang disibukkan oleh gadget-nya. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya juga menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi kecenderungan anak terhadap gadget,” kata Nandiroh, salah satu anggota kelompok, Selasa (11/2).
Orangtua seringkali membiarkan anaknya bermain gawai tanpa adanya pengawasan, sehingga membuat anak sulit diajak bicara dan cenderung marah ketika gawainya diambil. “Proyek sosial ini menekankan pada kegiatan edukasi terhadap orang tua perihal cara cerdas mendidik anak di era milenial disertai dengan kegiatan bermain anak menggunakan permainan tradisional,” ungkap Nandiroh. Konsep proyek sosial ini yang dibawa dan diberi masukan oleh para pakar di Turki.
Kota Tangerang menjadi sasaran pertama wilayah yang akan mereka gunakan untuk melaksanakan kegiatan kampanye “No Gadget Day”. Rencananya bakal digelar 26 Juli 2020 di Car Free Day Alam Sutera. Dipilihnya Tangerang karena kota ini pernah dinobatkan sebagai Kota Layak Anak (KLA) Pratama 2018 yang diadakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), sehingga dapat menjadi percontohan awal dalam melakukan kampanye ini.
Bentuk kegiatannya antara lain Asyik Bermain Bersama (Asmara). Asmara merupakan kegiatan bermain bersama anak-anak menggunakan permainan tradisional seperti congklak, egrang, kelereng, karetan, gasing dan permainan tradisional seru lainnya yang tanpa menggunakan alat. Kegiatan Asmara juga diiringi dengan agenda bernyanyi bersama lagu-lagu tradisional serta bermain musik tradisional. “Digelar juga buku bacaan anak-anak yang bisa dipinjam,” terangnya.
Ada juga Edukasi Orang Tua (Edora). Edora merupakan kegiatan yang dikhususkan untuk orang tua. Dalam hal ini, mereka juga mengundang orang tua bagi anak-anak yang hadir dalam agenda kampanye No Gadget Day. “Karena bukan hanya anak-anak yang perlu diedukasi, tapi orang tua juga perlu mendapatkan ilmu bagaimana cara cerdas mendidik anak di era milenial. Disediakan juga wadah bagi para orang tua untuk melakukan konseling terhadap permasalahan mendidik anak,” jelasnya.
Terakhir, Mari Membuang Sampah (Marimas). Tidak hanya menjaga kelestarian budaya, kita juga berupaya untuk mendidik anak-anak menjaga kelestarian lingkungan untuk turut serta membuang sampah pada tempatnya dan membantu meringankan pekerjaan para petugas kebersihan dalam membersihkan sampah di lingkungan. “Berbagai kegiatan ini akan kami persembahkan untuk meramaikan agenda pada Hari Anak Nasional pada tanggal 23 Juli 2020,” tandas Nandiroh. (riz/can)
Shared:
Komentar