Mahasiswa UMM Dampingi Kampung Ubah Sampah Jadi Berkah

Author : Humas | Jum'at, 14 Juni 2019 14:20 WIB
Siti Rahayu (baju biru) sedang memberikan sosialisasi pada warga (Foto:Istimewa).
SULITNYA mengolah sampah di suatu kampung atau desa memang menjadi masalah serius. Jika sampah yang menumpuk tersebut tidak segera diselesaikan secara cepat seperti membuangnya ke TPA (tempat pembuangan akhir), maka akan menimbulkan dampak lingkungan yang tidak sehat dan masalah lingkungan lainnya. 
 
Berangkat dari rasa peduli lingkungan, sejumlah anak muda yang tergabung dalam Kelompok Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) 148 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan solusi tentang bagaimana mengolah sampah agar tidak menjadi limbah yang tak memiliki nilai guna. 
 
“Kami ingin memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi warga tentang sampah ini. Selain itu kami juga menerapkan teori yang kami dapatkan di bangku kuliah,” ujar Humas KKN PPM 148, Muhammad Jauzi Nafighair (14/6). Pendampingan ini dilakukan di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. 
 
Menurut Jauzi, begitu Muhammad Jauzi Nafighair akrab disapa, Kelompok KKN PPM 148 ini merupakan KKN khusus kerja sama antara Ristek Dikti dengan UMM. Dukungan Ristek Dikti tersebut agar mahasiswa bisa  turun tangan membantu warga menyelesaikan persoalan lingkungan, salah satunya pengelolaan sampah.
 
Baca juga: Jainal Ilmi, Alumni Psikologi UMM Lebarkan Sayap Training di Dunia Digital
 
Foto seluruh anggota KKN PPM 148 bersama beberapa para warga (Foto:Istimewa).
Program KKN ini, lanjut Jauzi selama 2 bulan di mulai bulan Mei lalu hingga akhir Juni nanti. Meskipun waktunya lama, namun efektifitas KKN dilakukan saat hari Sabtu-Minggu. Sebagai langkah awal, tim KKN 148 melakukan sosialisasi di salah satu rumah warga bernama Sulistyani, sekaligus ketua Program Keluarga Harapan (PKH).
 
Sebelum diolah, sampah harus dipisah antara organik dan non organik. Sehingga sampah bisa dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi serta menurunkan resiko rusaknya tanah dan gagalnya panen di sekitar lokasi TPA. Supaya warga sadar bahaya ini, tim ini melatih warga cara mengolah sampah menjadi barang berkah.
 
Jauzi menyebutkan agar warga setempat bisa meniru salah satu tokoh lingkungan yaitu Siti Rahayu, yang mempunyai Kepuh Kreatifia (semacam bank sampah) Dusun Kepuh Selatan, Kepuharjo, Karangploso. Yakni dengan menjadikan sampah sebagai komoditas ekonomi yang menghasilkan lilin, pot, sandal, dan tas.
 
Dikatakan Jauzi, materi ini menjadi salah satu perhatian peserta, sebab materi ini nanti warga dilatih mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi. “Kami saat ini masih tahap pemberdayaan serta memotivasi warga agar memilah sampah organik dan non organik. Setelah dipilah kami ajari untuk mengolahnya,” tandasnya.
 
Baca juga: Lebaran Momentum Wujudkan Masa Depan Lebih Baik
 
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Musyaffak, M.Pd. menerangkankan, KKN PPM 148 merupakan KKN khusus. Pesertanya semua prodi yang sudah lulus uji seleksi. Pelaksanaan KKN ini mengacu pada ketentuan Ristek Dikti sebagai pendukung utama. UMM dalam hal ini bertindak sebagai pelaksana.
 
Mahasiswa sebelum terjun KKN, dibekali ilmu tentang metode pemilahan sampah. Ilmu itu bisa diterapkan untuk memberikan solusi bagi masyarakat. Diharapkan setelah dibekali cara mengolah sampah, di masa datang bisa mengolah sampah untuk kegiatan ekonomi, serta menurunkan resiko rusaknya tanah dan gagalnya panen. (can)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image