Prof. Dr. Syamsul Arifin saat tengah meninjau salah satu booth pameran. (Foto: Istimewa) |
Sebanyak 137 tenant berpartisipasi dalam pameran inovasi bisnis dan teknologi Young Tech Expo 2019 Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mereka merupakan mahasiswa semester 3 dan 5 yang memiliki inovasi yang diimplementasikan dalam bentuk inovasi produk, jasa, hingga yang baru berupa prototype. Digelar di Kantin Teknik UMM, Sabtu (21/12) pagi.
Yang menarik misalnya aplikasi kesehatan bernama SIPINO, sebuah sistem translator informasi obat hanya dengan memindai gambar kemasan (scan packaging). Aplikasi berbasis android buatan Oktario Aldila Fachri, Kharisma Muzaki ghufron, dan Rahmah Hutami Ramadhani ini dibuat untuk mendukung masyarakat melek literasi kesehatan, secara khusus mengetahui peruntukkan, efek dan komposisi obat.
Dijelaskan Oktario, literasi kesehatan umumnya dikaitkan dengan kemampuan membaca dan memahami resep obat. Sementara hasil penelitian yang mereka temukan menyebut bahwa tingkat literasi kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah. Dengan tingkat literasi kesehatan yang rendah, masyarakat cenderung sembarangan mengkonsumsi obat-obatan tanpa tahu efek yang bakal ditimbulkan.
Baca juga: UMM Genjot Percepatan Peningkatan Guru Besar
Salah satu pemateri seminar. (Foto: Istimewa) |
“Untuk mendukung peningkatan literasi kesehatan dan produk-produk terkait obatan-obatan di Indonesia, dapat dilakukan dengan penyampaian informasi secara mudah dan cepat menggunakan menggunakan informasi yang sudah didapatkan melalui web resmi milik lembaga negara yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan. Aplikasi kami mempermudahnya.” ungkap Oktario saat diwawancarai di booth milik kelompoknya.
Tak kalah canggih teknologi besutan Billy Aprilio, Yasril Imam dan Ulfah Nur Oktaviana yakni Integrated Forest Fire Management System atau sistem pinter yang memanfaatkan Artificial Intelligence yang digunakan untuk mendeteksi kebakaran hutan. “Cara kerja sistem ini adalah dengan memanfaatkan sensor LM35 dan sensor Flame menggunakan Artificial Intelligence sebagai pemroses data,” ungkap Billy.
Inputan yang didapatkan dari sistem ini berupa temperatur suhu dan nyala api. “Ketika terjadi kebakaran, maka sensor akan mendeteksi secara otomatis. Selanjutnya, sistem akan memberikan perintah untuk memompa air untuk disemprotkan ke titik terjadinya kebakaran. Di mana air didapatkan dari pembuatan penampungan air embun dengan menggunakan teknologi pemanen embun menggunakan jaring atau Fog Harvesting.
Baca juga: Prodi Bahasa Inggris UMM Gelar Pameran Inovatif Media Pembelajaran
Pameran ini berangkat dari integrasi 4 mata kuliah yakni Kewirausahaan Berbasis Teknologi, Penulisan Ilmiah, Etika dan Profesi, dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence). Selain pameran, kegiatan juga diisi seminar dengan menghadirkan 2 pembicara, yakni Nur Putri Hidayah yang membawakan materi “How to Create a Labour Contract” dan Arini Rahmawati R. yang membawakan “How do People Work Remotely”.
Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si menyatakan, pameran ini merupakan model pembelajaran di UMM. Bahwa belajar tidak harus di kelas, melainkan juga terjun langsung untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. “Apa yang dilakukan hari ini, bagian dari menyiapkan sejak dini untuk memasuki persaingan di dunia usaha dan industry,” tegasnya saat hadiri pameran. (can)