Mahasiswa UMM Raih Best Paper Ajang Karya Tulis di Hokkaido Jepang

Author : Humas | Rabu, 20 Maret 2019 15:02 WIB
Tim UMM menerima sertifikat sebagai Best Paper. (Foto: Istimewa)

Tim karya tulis mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih Best Paper di ajang Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting 16th di Hokkaido University, Jepang (16-17/3). Kompetisi karya tulis ilmiah yang diadakan Indonesian Student Association in Hokkaido (PPI-H) ini mengusung isu “Integrated Science for Improving Disaster Risk Management in Indonesia”.

Ajang Internasional bagi mahasiswa Indonesia ini diikuti 420 penulis dan 150 paper. Diikuti kampus dari Indonesia lainnya, seperti UGM, ITB, dan UI. UMM menjadi satu-satunya perwakilan kampus swasta. Pada tahap seleksi, tim UMM lolos sebagai 41 paper terbaik. Peserta dibagi ke dalam 4 klaster. Masing-masing klaster hanya diambil 2 kategori yakni kategori Best Paper dan Best Presenter.

Tim UMM mengambil klaster Agrikultur dan Ketahanan Pangan. Adalah Moh. Baihaki dan Siti Agus Tina dari prodi Agroteknologi, serta Intar Yuan Anindita dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang mengangkat judul “Potensi Natural Fitohormon sebagai Zat Perangsang Tumbuh Alami pada Tumbuhan”. “UMM menjadi Best Paper. Sementara ITB menjadi Best Presenter,” ujar Intar selaku penyaji paper.

Baca juga: Dosen UMM Pecahkan Rekor MURI Pemilik HKI Terbanyak Se-Indonesia

Dijelaskan Intar, Indonesia memliki kekayaan sumber daya alam yang baik. Namun ketika terjadi bencana, hal ini akan sangat merugikan sebagian besar penduduk yang berprofesi sebagai petani. Lahan rusak dan para petani akan kehilangan mata pencahariannya. “Rangsangan fitohormon alami yang diberikan kepada tanaman buah naga membantu mengantisipasi efek buruk jangka panjang,” ungkapnya.

“Kami mengambil sampel buah naga karena bisa ditanam di lahan berpasir, berkerikil, tanah biasa hingga berbatu. Hal ini cocok dengan lahan yang habis terkena bencana. Ditambah lagi, buah naga mengandung banyak sekali gizi. Sangat cocok apalagi dengan tambahan fitohormon alami, percepatan tumbuh tanaman semakin baik,” ujar mahasiswa angkatan 2015 ini.

Baca juga: CEO IndosatM2 Beri Kuliah Literasi Digital ke Mahasiswa UMM

Setidaknya terdapat 2 jenis fitohormon. Yakni fitohormon sintetis dan alami. Fitohormon alami, kata Intar, jauh lebih aman karena bahan utamanya organik dan cocok dengan tumbuhan. Sedangkan fitohormon sintesis lebih membahayakan karena mengunakan bahan-bahan kimia dari pabrik dan memiliki dampak buruk ke depan. Penggunaan fitohormon alami membantu petani siap menghadapi segala kemungkinan.

“Awalnya kami sempat pesimis. Soalnya dari tahun lalu yang ikut perguruan tinggi negeri hebat semua. Tapi kami selalu dimotivasi oleh dosen-dosen, jangan pesimis dan memandang perguruan tinggi lain lebih hebat dari kita. Karena semuanya setara. Alhamdulillah, dengan modal usaha yang maksimal dan mengorbankan waktu libur, kami bisa mendapatkan gelar membanggakan ini,“ pungkasnya. (bel/riz/can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image