Pesan Mahfud MD Buat Milenial UMM: Mari Ikut Wujudkan Indonesia Emas 2045

Author : Humas | Selasa, 09 April 2019 11:34 WIB
Mahfud MD diapit Salim Markus (Presiden Direktur PT. Maspion, kiri) dan Dr. Fauzan, M.Pd. (Rektor UMM, kanan). (Foto: Rino/Humas)

Cita-cita Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju, adil dan beradab dalam rangka menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045 akan terwujud, kata Prof. Dr. M. Mahfud MD., S.H., S.U., jika memenuhi sejumlah syarat. Yakni jika ideologi bangsanya kokoh, ekonominya baik, hukum dan keadilan ditegakkan, politik yang demokratis, budaya gotong royong, serta mengedepankan persaudaraan.

Hal itu disampaikan Mahfud MD Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan ini dalam gelaran Dialog Kebangsaan yang digelar di Aula Gedung Kuliah Bersama IV lantai 9 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Hadir para tokoh lain sebagai pembicara yakni Dr. Alim Markus Presiden Direktur PT. Maspion, Dr. Fauzan, M.Pd. Rektor UMM, Dr. Siti Ruhaini Dzhuhayatin, MA, serta Savic Ali.

Dilanjutkan Hakim Konstitusi periode 2008-2013 ini, Indonesia Emas juga disokong oleh sejumlah indikator lain. Diantaranya pemanfaatan bonus demografi, bonus geografi,  juga kesadaran hidup bernegara untuk terus bersatu. “Kalau beberapa indikator ini terpelihara sampai tahun 2045, artinya ketika Indonesia di usianya 100 tahun, barulah Indonesia sudah bisa dikatakan emas,” katanya, Selasa (9/4).

Baca juga: Tim Robotika UMM Kembali Berlaga di Amerika

Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. (kanan) menerima cinderamata dari Ketua Suluh Kebangsaan Prof. Prof. Dr. M. Mahfud MD., S.H., S.U. (Foto: Rino/Humas)

Pertanyaannya, sambung Mahfud, kita bisa sampai ke sana ataukah tidak? Hati-hati, Mahfud mewanti-wanti ke seluruh peserta, banyak negara-negara besar yang tidak sampai ke sana. Dicontohkannya, Uni Soviet tidak sampai usia 100 tahun. Padahal pernah berjaya luar biasa. “Pernah menjadi negara menakutkan dunia karena kehebatannya. Bubar hanya dalam kurun waktu 87 tahun,” bebernya.

Meski begitu, sambungnya, ada begitu banyak ancaman untuk cita-cita itu dapat terwujud. Di antaranya intoleransi. Makannya kita berkumpul seperti ini untuk mengingatkan bahwa sekali kita terpecah, karena intoleransi, sekali kita terpecah karena tidak sadar pentingnya pluralisme, mungkin kita tidak akan sampai Indonesia Emas 2045. Dan itu akan mengakibatkan kita rugi,” ujarnya.  

Sementara, menurut perspektif Menteri Pertahanan Republik Indonesia ke-22 ini, mulai dari sekarang masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial, harus bekerja secara sungguh-sungguh untuk menegakkan hukum dan keadilan agar Indonesia Emas di tahun 2045 itu dapat terwujud. “Karena biasanya negara hancur itu, utamanya, kalau hukum tidak ditegakkan dengan benar,” tegasnya.

Baca juga: Ke Amerika, Ken Dedes UMM Ini Siap Harumkan Nama Indonesia

Rumusnya, ketika masyarakat diperlakukan tidak adil, pasti diakibatkan oleh praktik disorientasi dalam bernegara. Kalau disorientasi dibiarkan, sambungnya, akan menimbulkan distrust, atau ketidakpercayaan publik kepada pemerintah. “Pada tingkatan berikutnya akan terjadi disobedience, atau pembangkangan,” kata Mahfud  di gelaran dialog yang dimoderatori putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid.

“Jika pembangkangan ini terus dibiarkan, tidak segera ke orientasi awal, maka akan terjadi berikutnya disintegrasi. Disintegrasi ini akan terjadi, jika suatu bangsa kemudian sudah tidak tahan rakyatnya karena tidak diperlakukan tidak adil. Inilah yang menyebabkan negara hancur. Sehingga, untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045 kita harus bagi-bagi tugas,” tuturnya.

Ikhtiar berbagi peran ini, khususnya di kalangan milenial, dalam rangka menyiapkan kita untuk membangun bangsa yang beradab. Jangan sampai negara kita hancur karena kita terpecah belah. “Mari bersama-sama membangun bangsa Indonesia yang maju dan beradab dengan memanfaatkan segala kelebihan yang kita miliki. Agar Indonesia Emas di tahun 2045 dapat tercapai,” tandasnya. (can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image