Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini. MP. memegang produk temuannya. (Foto: Helmi/Humas) |
Pakan merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu usaha peternakan. Limbah pertanian yang biasa digunakan sebagai sumber pakan ternak, belum menjamin nutrisi dan kecernaan yang tinggi. Terlebih, terdapat residu pestisida yang tidak menjamin keamanan pangan dari hasil peternakan.
Guru besar bidang nutrisi dan ternak organik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini. MP., mencatat dalam salah satu risetnya bahwa terdapat 12 residu organoklorin paling berbahaya pada hasil peternakan. Dalam pengembangannya, ia menemukan bakteri yang dapat mendegradasikan senyawa kompleks bahkan senyawa berbahaya.
Untuk menindaklanjuti riset tersebut, Prof Indah, begitu sapaannya membuat produk bioteknologi. Jika sebelumya membuat produk untuk meningkatkan kesuburan tanah dan membersihkan residu, kali ini Prof Indah berinovasi dalam produk Biofarm 5+1, yang dapat menjawab permasalahan pakan hewan ternak.
Baca juga: Kembali Jabat Rektor, Fauzan: UMM Harus Terus Memberi Manfaat
“Jadi dalam satu kemasan Biofarm terdapat lima manfaat sekaligus, yaitu sebagai bionutrisi, imunobiotik, biofermentasi, probiotik dan prebiotik. Bakteri probotik yang saya gunakan juga sudah terkenal dapat mendegradasi residu-residu kimia,” urai pengajar mata kuliah Ilmu dan Teknologi Pangan UMM ini.
Dalam riset yang dilakukan untuk memformulasikan produk tersebut, ia menemukan bahwa terdapat mineral makro dan mikro yang diserap oleh hewan ternak. Hal tersebut dapat meningkatkan ketersediaan mineral yang berasal dari protein mikroba. Selanjutnya terdapat senyawa aktif sebagai anti infeksi untuk menjaga kesehatan ternak.
Jika digunakan dalam starter fermentasi pakan, lanjut Indah, dapat dilakukan dengan mudah, tidak mudah terkontaminasi dan dapat hidup dalam kondisi aerob serta anaerob.
Baca juga: Mahasiswa UMM Bawa Isu Kecanduan Gawai ke Turki
“Jadi peternak tidak lagi harus menutup pakannya dengan sangat rapat. Pakan akan awet, tetap kuning dan bagus. Akan tetapi jika dimakan akan rapuh dan mudah dikunyah. Sehingga perut cepat kosong dan konsumsi semakin tinggi,” ungkap Dosen Peternakan ini.
Fungsi lain yang menjadi pembeda dengan produk yang dijual di pasaran adalah probiotik. Bakteri hidup yang digunakan dapat hidup pada alat pencernaan sapi meskipun dalam keadaan anaerob. Gunanya, lanjut Indah, untuk membantu memperbaiki kondisi rumen. Prebiotik yang digunakan juga dapat menutrisi bakteri hidup di dalam alat pencernaan.
Baca juga: Prodi Agribisnis UMM Taruh Perhatian Serius pada Perubahan Iklim
“Sudah 5.000 produk yang terdistribusikan ke peternak dan perusahaan-perusahaan. Yang terlihat adalah konsumsinya tinggi, ternak lebih sehat, dagingnya merah, produksi meningkat baik susu, bobot badan, produksi telur, dan juga tidak bau. Cukup efisien juga, karena 1 liter biofarm dapat mengolah 1 ton pakan atau bisa untuk 1000 liter air,” sebut Indah.
Tidak berhenti dalam produk ini, saat ini Prof Indah beserta 12 mahasiswanya sedang mengoptimasikan dan uji produksi untuk simbiotik powder. Banyaknya permintaan dari perusahaan dan peternak untuk memformulasikan dalam bentuk powder membuatnya ingin memproduksinya dalam 2 tahun yang akan datang. Hal ini dikarenakan dalam bentuk powder dapat mempermudah perlakuan, pengiriman dan penyimpanan bagi peternak. (bel/can)