Penampilan Seni Barongan. (Foto: Istimewa) |
MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui kelompok Kuliah kerja Nyata 84 UMM 2019 mencoba kembali menggaungkan kesenian khas Jawa Timur, Seni Barongan. Salah satunya melalui Festival Barongan di Lapangan Ndawung Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Sabtu (3/8).
Ketua Panitia, Luguh Wasono menjelaskan, festival Barongan ditunjukkan untuk menggaungkan seni budaya Barong agar tetap lestari. Lalu juga untuk meningkatkan kreativitas insan seni budaya serta menciptakan komunikasi dan hubungan baik antar pelaku seni. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi event tahunan.
Lomba Barong perorangan ini diikuti sebanyak 44 peserta dari seluruh wilayah Kabupaten Malang. Menariknya perlombaan kali ini tidak hanya diikuti oleh kalangan laki-laki saja, akan tetapi perempuan dan anak-anak. Hal ini membuktikan bahwa kesenian Barongan tidak membatasi gender dan usia pemainnya.
Baca juga: Sinergi UMM – Pemerintah Malang Akselerasi Sejahterakan Masyarakat
Perlombaan dibagi menjadi menjadi dua babak. Antara lain babak penyisihan dan final yang diikuti oleh 30 orang peserta. Sementara kriteria penilaian ditekankan pada kelincahan gerak pemeran Barong dan penjiwaan karakter. "Fashion, tata busana, kostum dan keindahan Barong, serta etika dan tata krama pemeran Barong," ujar dia.
"Selain tentunya melestarikan budaya khas Malangan, agenda ini juga mempromosikan kabupaten Malang itu sendiri, khususnya Desa Kedungsaalam Kecamatan Donomulyo sebagai Desa Budaya. Selain itu juga acara ini digelar utamanya memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-74," kata Luguh, Senin (5/8) siang.
Baca juga: Libatkan 20 Wasit Profesional, RS UMM Gelar Kompetisi Futsal Antar RS se-Malang Raya
Kesenian ini mencerminkan sifat-sifat kerakyatan, spontanitas, kekeluargaan dan kesederhanaan. Lalu juga sifat kasar, keras, kompak, dan keberanian yang berlandaskan kebenaran. Pemainnya memakai kostum yang menyerupai singo Barong sebagai bentuk samaran makhluk berkaki empat atau dua dengan kepala singa.
Selain Barong, festival ini juga mengadakan senam anti narkoba bersama siswa-siswi SDN 4 Kedungsalam. Lalu dilanjutkan dengan senam Lien Tien Kung dan lomba mewarnai tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diikuti 287 peserta. "Seluruh warga sangat antusias," tambah dia. (*/can)