Rawat Spirit Toleransi, Mahasiswa UMM Inisiasi Rumah KeBhinnekaan

Author : Humas | Rabu, 21 Agustus 2019 17:30 WIB
Suasana peresmian Rumah KeBhinnekaan (Foto: Istimewa)
Bertepatan dengan momen bersih desa Pandesari Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 114 meresmikan Rumah KeBhinnekaan yang berada di daerah Punden Ki Hajar Seguh selaku pembedah kawasan Dusun Sebaluh. Keberadaan Rumah KeBhinnekaan ini didasari perbedaan agama di Dusun Sebaluh dan selama ini warga bisa hidup rukun dengan memegang teguh toleransi antar umat beragama.
 
Peresmian Rumah KeBhinnekaan berlangsung bersamaan dengan prosesi tasyakuran di area Punden, Selasa (13/8) yang dihadiri warga Dusun Sebaluh serta para sesepuh. Koordinator KKN 114 UMM Wildan Arif menegaskan, pembangunan Rumah KeBhinnekaan oleh mahasiswa KKN 114 UMM didasari pada keberadaan beragam agama yang hidup rukun, tanpa pernah terjadi konflik. “Selain itu, wargapun masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, tanpa membedakan agama,” ungkap Wildan saat diwawancarai, Rabu (21/8).
 
Di dalamnya, selain bisa digunakan sebagai ruang pertemuan, juga terpasang gambar dan simbol dari masing-masing keempat agama, kitab dan buku referensi setiap agama, serta prasasti yang sudah ada sebelumnya. “Di tengah mengerasnya hubungan antar elemen di Indonesia , kehadiran Rumah KeBhinnekaan diharapkan bisa membantu meredam ketegangan ini. Selain itu juga, diharapkan menjadi contoh sekaligus inspirasi perwujudan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” lanjut Wildan.
 
Baca juga: Angkat Kedermawanan Tokoh Lokal Muhammadiyah, Film Mahasiswa UMM Ini Raih Prestasi Nasional
 
Keberadaan Rumah KeBhinnekaan diharapkan bisa menjadi tempat pertemuan para tokoh agama di Dusun Sebaluh, agar toleransi beragama di Dusun Sebaluh tetap terjaga. Di Dusun Sebaluh sendiri terdiri dari 4 agama yakni Islam, Hindu, Kristen, dan aliran kepercayaan Sapta Dharma. “Di dusun ini, empat agama ini bisa hidup rukun-guyub. Misalnya, ketika masyarakat beraga Islam membangun masjid, masyarakat agama lain juga turut membantu mendirikan. Demikian juga dengan pendirian tempat ibadah lainnya,” tutur Wildan.
 
Kepala Dusun Sebaluh Imam Bashori mengapresiasi gagasan para mahasiswa kelompok KKN 114 UMM yang telah menginisiasi sebuah wadah berupa Rumah KeBhinnekaan. Keberadaan Rumah KeBhinnekaan ini nantinya bakal dijadikan sebagai tempat pertemuan kegiatan warga, baik itu rapat ataupun pertemuan lainnya. “Dengan adanya gagasan dari teman-teman KKN UMM ini, warga Dusun Sebaluh berterimakasih sekali. Rumah ini bisa jadi tempat memediasi kalaupun suatu saat ada masalah,” ungkap Imam di sela acara peresmian.
 
Baca juga: UMM Siap Cetak Dosen Pemula Profesional lewat PEKERTI
 
Tak hanya pendirian Rumah KeBhinnekaan, selama 30 hari mahasiswa kelompok KKN 114 yang didampingi Ianatut Thoifah, S.Pd.I, M.Pdi. telah melakukan pengabdian lainnya. Antara lain melakukan penyuluhan pencegahan struk di Posyandu, menghiasi jalan dengan papan penunjuk jalan di wilayah Dusun Sebaluh, memberikan les sekolah gratis bagi anak-anak, memberikan bimbingan belajar mengaji bagi warga muslim, serta menyelenggarakan lomba tradisional di momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia. (*)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image