Suasana diskusi dua perguruan tinggi. (Foto: Rizki/Humas) |
Merespon berbagai perubahan yang tengah terjadi saat ini, terutama dengan adanya perkembangan signifikan dari revolusi industri 4.0, Universitas Sahid Jakarta (Usahid) melakukan lawatan ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (3/2).
“Karena perubahan seperti ini perlu kita hadapi dengan gerak cepat, sehingga kita mampu melewati secara bersama-sama,” ujar Dr. Ir. Iman Basriman, M.Si Selaku Wakil Rektor 1 (WR 1) Usahid Jakarta dalam kunjungannya di Ruang Sidang Rektor UMM.
UMM, sambung Iman, merupakan partner perguruan tinggi yang mampu membawa Usahid untuk merespon segala perubahan. Lawatan rombongan Usahid untuk kali kedua ini juga membahas hal-hal yang berkaitan dengan kerjasama yang mungkin dilakukan oleh dua universitas.
Baca juga: Belajar Bahasa Inggris Asyik untuk Pemula bersama Mobil KaCa UMM
Diskusi tata kelola perguruan tinggi sendiri dibagi menjadi 3 kelompok. Ketiga kelompok itu dipandu ke Biro Administrasi Akademik (BAA) UMM untuk membicarakan mengenai Pembelajaran Kreatif dan Ekuivalensi, kelompok kedua membicarakan tentang Produk Inovasi dan Hilirisasi yang dipandu Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM-UMM), dan kelompok ketiga bersama tim Humas dan Protokoler UMM untuk membicarakan tentang Image Building.
“Sekadar mempertegas bahwa, sering kami sampaikan ketika ada kunjungan orang melihat UMM itu dari jauh, yang dilihat secara makroskopik adalah gelegarnya (kebesarannya). Tetapi jika kita melihat secara mikroskopik maka yang terjadi nanti adalah kolaborasi,” ungkap Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si Wakil Rektor 1 UMM.
Dilanjutkan Syamsul, banyak produk yang dihasilkan oleh UMM telah diberi reward. Misalnya mahasiswa dibebaskan skripsi serta berbagai kemudahan sebagai bentuk rekognisi dan ekuivalensi terhadap karya kreatif dan inovatif mahasiswa.
Baca juga: Konjen Australia Ingin #AussieBanget Corner UMM Jadi Sarana Pererat Hubungan Dua Negara
“Kita sebenarnya harus kulakan atau barter informasi dalam kaitannya dengan kepangkatan. Seperti kepenulisan karya ilmiah, terutama sitasi yang menjadi kebutuhan semua dosen. Kalau pembelajaran inovatif saya kira masih di back up regulasinya oleh mas Menteri (Mendikbud). Kita perlu cari objek kerjasama yang menjadi leading bersama,” ujar Dr. Fauzan, M.Pd. selaku Rektor UMM dalam sambutannya.
Lebih jauh Fauzan berharap, kolaborasi ini tidak hanya sekedar institusi, tetapi harus juga memanfaatkan kolaborasi jaringan institusi. “Bahkan saya kira kedepannya akan ada konteks bussines plan agar memiliki pengalaman. Sehingga jika kita ingin melakukan kerjasama harus menyeluruh, jangan menggunakan sistem kredit saja. Tinggal identifikasi potensi, “ tandas Fauzan. (riz/can)