Rezka Mardhiyana. (Foto: Mirza/Humas) |
Meski tidak pernah menargetkan menjadi wisudawan terbaik, segala usaha Rezka Mardhiyana selama menempuh program sarjana di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berbuah manis. Rezka, ia akrab disapa, menjadi wisudawan terbaik tingkat universitas dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna, yakni 3,99.
Tidak hanya pandai di kelas, selama kuliah Rezka mendulang banyak prestasi. Juara I debat psikologi Nasional Psychedelic Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Juara I lomba debat politik nasional POLITE Universitas Brawijaya,dan banyak lainnya. Di bidang akademik, Rezka peringkat II mahasiswa berprestasi UMM tahun 2018.
Gadis asal Banjarmasin ini menyatakan, dengan mengikuti banyak perlombaan debat, wawasan yang ia miliki semakin bertambah. “Kalau ikut debat kan selalu ada temanya sendiri. Jadi kita dipaksa untuk belajar materi-materi baru. Bahkan yang terakhir aku jadi Best Speaker di kompetisi debat politik nasional,” tuturnya.
Baca juga: UMM Terima Mandat Pengelolaan Kawasan Hutan
Menjajaki pengalaman internasional tak juga dilewatkan Rezka. Satu di antaranya di tahun 2018, Rezka tercatat sebagai peserta program Learning Express di UMM bersama dengan mahasiswa Singapore Polytechnic untuk mengenal metode design thinking. Yakni salah satu metode baru dalam melakukan proses desain.
Rezka bersama tim Singapuranya menciptakan prototype alat bernama Express Bakso Machine. Alat ini diciptakan untuk menjawab keresahan pedagang bakso di Desa Temas, Kota Batu. Ia berhasil meretas permasalahan produksi bakso dalam jumlah banyak dengan waktu singkat di tengah permintaan konsumen yang tinggi.
Rezka sangat aktif berkegiatan karena termotivasi oleh orang tuanya. “Orang tua saya lulusan SMK, tapi ayah saya selalu mendapatkan beasiswa ketika sekolah. Dari situ saya banyak belajar dan termotivasi. Mungkin hal itu yang membuat saya selalu melakukan yang terbaik dari setiap keputusan yang saya ambil,” tuturnya.
Baca juga: UMM Miliki Skema Uji Kompetensi Terbanyak Se-Indonesia
Meski kegiatannya yang bertumpuk, tak lantas membuatnya menunda merampungkan tugas akhirnya. Melalui judul ‘Pengaruh Intolerance of Uncertainty terhadap Generalized Anxiety Disorder pada Remaja’, Rezka membahas pengaruh kognitif seseorang menoleransi suatu ketidakpastian. Ia memperoleh predikat sangat baik.
Diakuinya, atmosfer belajar dan berprestasi di UMM yang membuatnya terdorong untuk senantiasa berprestasi dan menimba banyak pengalaman berharga. Tempaan juga motivasi yang diperolehnya selama menjalani proses perkuliahan di UMM diyaniki Rezka yang bakal membuatnya lebih optimis dan bertumbuh di masa depan. (bel/can)