Izza Amalia (berompi) memandu boargames "Bencana". (Foto: Istimewa) |
BANYAK cara yang dilakukan untuk mengedukasi masyarakat agar siap menghadapi segala kemungkinan saat terjadi bencana. Seperti yang dilakukan Izza Amalia, mahasiswa Prodi Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang menggunakan media boardgames untuk mewujudkan sekolah-sekolah di daerah rentan bencana alam dan sosial, menjadi sekolah yang ceria, damai, dan siaga bencana.
Izza, demikian ia akrab disapa, menggunakan media permainan berbasis papan atau meja bermain untuk mengajarkan kebencaan dan perdamaian. Melalui berbagai tema, Izza beserta kesepuluh kawan-kawan seprogramnya di Sekolah Cerdas, inisiasi MDMC, Lazizmu, dan Peace Generation Indonesia, menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Izza ditempatkan di Cianjur, Jawa Barat selama tiga bulan hingga Mei mendatang.
“Selain mengajarkan modul materi di Sekolah Cerdas, kami menggunakan boargames. Jadi di sini kami lebih ke bermain dan belajar. Tidak melulu materi. Materi kita sampaikan selingan saja. Kebanyakan kami menggunakan boardgames. Karena memang modul dan boardgames ini lebih relevan atau lebih cocoknya digunakan untuk SD dan SMP,” kata Izza saat diwawancarai Rabu (28/3) via WhatsApp.
Baca juga: Peduli Kesehatan Mental Remaja, Mia Bawa Isu Bullying di Indonesia ke Korea
Kegiatan belajar seputar kebencaan dan perdamaian dilakukan dengan metode menyenangkan. (Foto: Istimewa) |
Boardgames dinilai bisa dijadikan media mitigasi atau penanggulangan bencana. Boardgames dinilai mampu meningkatkan kreativitas anak-anak. Game juga mampu melatih perkembangan motorik anak-anak. Yang paling penting, boardgames dapat meningkatkan respon anak-anak dalam upaya pengurangan resiko bencana. Karena secara teknik, game ini berisikan banyak edukasi seputar kebencanaan.
Seperti boardgames “Bencana” yang memuat pelajaran untuk menjaga lingkungan dan keharmonisan alam. Permainan kompetisi dan menjaga harmoni alam antara pulau satu dan lainnya untuk mewujudkan pulau yang aman dari bencana. Selain itu, ada boardgames “Galaxy Obscurio”, di mana para pemain harus menjaga perdamaian melalui penjagaannya dari para virus jahat yang menyerang planet.
Sebelumnya Izza telah melalui tahap seleksi ketat yang dilakukan Peace Generations. Dari ratusan pendaftar, Izza terpilih sebagai salah satu relawan yang dikirim ke berbagai wilayah rawan bencana. Seperti di Nusa Tenggara Barat, Maluku, Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Timur. Para calon relawan berbagai latar belakang ini telah mengikuti karantina sebelum benar-benar diterjunkan ke lapangan.
Baca juga: Empat Warga Jerman Belajar Energi Alternatif ke PLTMH UMM
Selain bermain dan penyampaian materi, lanjutnya, Ia juga mengadakan simulasi kebencanaan yang pelaksanaannya bekerjasama dengan Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD), Pemadam Kebakaran (Damkar), Palang Merah Indonesia (PMI), Puskesmas, Desa Tangguh Bencana (Destana) dan pihak-pihak terkait. Juga mengajak komunitas-komunitas kebencanaan dan lingkungan di Cianjur.
“Kami tidak hanya berhenti di edukasi pra-bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Bukan hanya tentang bencana alam saja, tetapi kami juga akan membicarakan bencana sosial yang akan diberikan materi tentang 12 nilai perdamaian. Diantaranya menerima diri, memahami prasangka, menghormati perbedaan etnis, menghormati perbedaan agama, dan nilai-nilai perdamaian lainnya,” pungkasnya. (bel/can)