Sophia Mega Sabila. (Foto: Mirza/Humas) |
Jadi influencer, youtuber atau admin media sosial barangkali jadi profesi yang kian digemari di era digital. Bagaimana tidak, beberapa profesi yang memanfaatkan platform digital ini tak perlu khawatir dengan tekanan dan terikat jam kerja. Generasi milenial, seperti halnya Sophia Mega Sabila, barangkali salah seorang anak muda tekun nan ulet yang mampumemanfaatkan berbagai kecanggihan platform digital seperti video blog (Vlog), Instagram, Twitter, atau YouTube untuk menjalankan profesi plus hobinya.
Dara lulusan terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini dikenal, jika tak berlebihan, sebagai salah satu influencer yang cukup diperhitungkan. Mega, sapaan akrabnya, punya sejumlah saluran khusus untuk menyuarakan kegelisahan, minat dan hasil pembelajarannya selama menempuh perkuliahan di Program Studi Ilmu Komunikasi UMM. Hari ini, Sabtu (30/11), Mega duduk dideretan kursi istimewa bersama dengan lulusan terbaik lainnya dengan raihan indeks kumulatif (IPK) 3,85.
Selain aktif di dunia digital, ia juga aktif sebagai pegiat gerakan literasi non-daring. Hal itu berawal dari dirinya yang tak mengerti memilih dan memilah buku yang seharusnya dibaca untuk menggali pengetahuan. Namun, semenjak Mega aktif menjadi Booktuber (saluran reviewer buku di Youtube), ia sering bertemu orang-orang yang gemar pula membaca dan mengulas buku. "Merekalah yang memberi tahu aku buku mana yang direkomendasikan untuk dibaca dan mana yang tidak," ungkapnya.
Baca juga: Sabet 2 Gelar, Mahasiswa UMM Dominasi Kemenangan di Ajang Debat Nasional
Mega aktif menulis di beberapa platform media, terutama buku kompilasi. Awal tahun 2019 ia menelurkan karya anyar pribadinya yaitu “Lo Ngerti Siapa Gue: Membangun Personal Branding melalui Media Sosial Tanpa Perlu Jadi Selebgram”. Mega mengajak untuk mengenal diri. "Aku nangkap fenomena, banyak anak setelah lulus nggak semuanya tahu dia harus ngapain," jelasnya. Padahal, sambung pemilik akun @personadiri ini, setiap orang sebenarnya bisa menemukan potensi pada dirinya.
Selain itu, di buku setebal 159 halaman itu juga turut menjelaskan tentang media sosial bukan tentang seberapa banyak follower atau menjadi selebgram. Meskipun pada kenyataannya pikiran untuk menjadi yang terbanyak pengikutnya selalu muncul. Namun, ada alternatif lain dalam menggunakan media sosial, yaitu menciptakan personal branding yang memberi manfaat dalam kehidupan kita. Dengan menyadari hal tersebut, kita bisa menjadi diri sendiri tanpa perlu dituntut untuk menjadi orang lain.
Mega mengaku merasa lebih nyaman untuk berkegiatan di luar seperti membuat media sendiri, ikut event ataupun mencari pengalaman kerja. Ketika ditanya tentang bagaimana menyeimbangkan kegiatan di luar kampus dan kewajiban akademik, ia mengaku menyiasatinya dengan mengerjakan berbagai kewajiban tugas kampus dengan baik. "Ditambah aktif memperluas wawasan dan banyak baca di luar dari bahan bacaan yang diwajibkan di kelas," kata alumni Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang ini.
Baca juga: Sisihkan UGM, Kopma UMM Sabet Piala Tetap Gubernur Banten
Menurut pendiri kanal kapankamunikah.com ini, ketika memilih aktif di luar kampus diperlukan konsistensi yang bagus. "Dilurusin niatnya, sering banget anak yang berkegiatan banyak di luar itu menegasikan kuliah," ujarnya. Padahal, lanjutnya, kuliah itu mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, melalui kuliah juga sebenarnya dapat menjadi akses memperluas jaringan hingga ilmu-ilmu baru. Intinya menurut Mega, kuliah harus diniatkan demi mempersiapkan bekal hidup di masa mendatang.
Mega memang merupakan salah satu mahasiswa berprestasi kepunyaan Program Studi Ilmu Komunikasi UMM. Ia beberapa kali mendapatkan juara pertama di berbagai ajang lomba Public Relations tingkat nasional. Salah satunya di bulan Oktober 2017, yakni lomba Marketing Public Relations yang digelar di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). "Dari awal aku kuliah, aku sudah memutuskan kalau tempatku bukan di dalam kampus," ungkap putri dari pasangan bapak Syamsul Arifin dan ibu Nur Hasanah ini. (mir/can)