Tradisi 5C yang Wajib Diamalkan Mahasiswa UMM
Author : Humas | Kamis, 05 September 2019 14:54 WIB
|
Pejabat struktural Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) beserta Mendikbud RI dalam sesi foto bersama mahasiswa baru (Maba) saat penutupan Pesmaba 2019 (Foto:Mirza/Humas) |
Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia (Mendikbud RI) didapuk mengisi kuliah tamu dalam gelaran penutupan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dalam paparannya, Muhadjir menaruh harap agar mahasiswa UMM dapat menjadi pemimpin di masa depan.
Pasca itu, Muhadjir lantas menyampaikan tradisi UMM yang terangkum dalam ‘5C’. Pertama, yaitu critical thinking atau kemampuan berpikir kritis. Kedua, yakni communication skill atau kemampuan berkomunikasi. “Supaya bisa terampil berkomunikasi dengan baik, maka anda harus rajin baca,” kata dia.
Tidak melulu membaca aplikasi penyampai pesan WhatsApp saja, bahkan harus dikurangi. “Apalagi sekarang banyak hoax. Maka harus diimbangi dengan membaca buku, literature. Baik itu melalui buku-buku yang tercetak, maupun buku-buku yang ada di dunia maya atau virtual books,” pesan Rektor UMM periode 2000-2016 ini.
Yang kedua untuk memiliki keterampilan communication skill, mahasiswa UMM harus pintar bicara. “Karena itu kalau di dalam kelas, sebaiknya guru sedikit bicara, justru mahasiswanya yang harus banyak bicara. Ada dialog, ada debat, ada diskusi, agar membikin anak-anak memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik,” ujarnya.
Yang ketiga, mahasiswa harus rajin menulis. Mulai dari yang ringan-ringan sampai yang berat-berat. Menurut Muhadjir, karena dengan tiga modal inilah, seseorang akan bisa memiliki keterampilan berkomunikasi. “Kalau anda baca saja tanpa bicara, orang tidak tahu apakah sebetulnya Anda pintar atau tidak,” lanjutnya.
Jangan dilupakan, untuk mendukung communication skill juga dibutuhkan penguasaan bahasa asing. Muhadjir menekankan, paling satu bahasa asing. Apakah bahasa Inggris atau Mandarin. Karena masa depan dunia, nantinya akan didominasi oleh Asia. Dan yang menjadi leading sektornya adalah China.
Dunia, sambung Muhadjir, akan bergeser dari dominasi Eropa ke Asia. Dari Atlantik, akan bergeser ke Pasifik. “Dan Indonesia adalah merupakan negara yang akan bangkit di tahun 2045. Dan yang membangkitkan siapa? Tak lain adalah kalian semua. Kalian di 2045 ada di usia produktif,” terang Menteri Muhadjir.
Tradisi yang ketiga yakni collaboration atau bekerjasama. Dilanjutkannya bahwa berkompetisi penting, tetapi dunia sekarang menuntut adanya kerjasama satu sama lain. “Bahkan sekarang orang bisa menjadi kaya raya karena mampu menghimpun kerjasama tanpa perlu modal tanpa perlu alat. Contohnya Gojek,” contohnya.
Bos Gojek, tidak memiliki satupun sepeda motor. Tapi penyedia aplikasi berbasis jasa ini bisa merangkul pemilik sepeda motor untuk berbisnis bersama. Dan bos Gojeklah yang paling kaya, dialah yang paling untung. Ini adalah contoh anak muda berhasil. “Saya ingin nanti banyak lahir anak muda yang seperti ini,” sebutnya.
Tradisi keempat, yakni creativity atau kreatifitas. Hal ini ditunjukkan sepanjang waktu dengan cara membuat terobosan dan menemukan sesuatu yang baru."Di Muhammadiyah, tradisi kreatif sudah dimulai sejak KH Ahmad Dahlan, yakni dengan membuat sistem pendidikan modern pada zamannya," kata Muhadjir.
Tradisi yang kelima atau terakhir yakni confidance atau percaya diri. Selain berpikir kritis, keterampilan berkomunikasi, kolaborasi atau kerjasama, dan kreativitas mahasiswa UMM juga wajib kepercayaan diri tinggi. Tuntutan percaya diri ini untuk bisa bertahan dan menjadi pemenang di era 4.0 yang penuh kompetisi. (*can)
Shared:
Komentar