Pemotongan tumpeng sebagai penanda dimulainya pembangunan PLTMH. (Foto: Rino/Humas) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Fakultas Teknik dan sejumlah pihak kembali menjadi pelopor pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan melakukan pembangunan stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) baru-baru ini. Kali ini pembangunan dilakukan di lingkungan Eco Wisata Andeman, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen Kabupaten Malang, Jawa Timur.
UMM tak sendiri, PLTMH ini juga dikerjasamakan dengan Bank Nasional Indonesia (BNI), Jawa Pos Radar Malang, Bumdes Kerto Raharjo serta didukung oleh Pemerintah Kabupaten Malang. Dalam pembangunannya memakai dana CSR Bina Lingkungan dari BNI. “Kita memakai dana sekitar 348 juta,” kata Ali Suasono, Head Office Banking BNI wilayah Malang dalam acara peletakan batu pertama, Sabtu (20/4).
Ketua Tim Teknis PLTMH UMM, Ir Suwignyo, MT menerangkan PLTMH di lingkungan Eco Wisata Andeman – Boon Pring ini berbasis masyarakat untuk mendukung konservasi sumber air Andeman dan pengembangan ekowisata terpadu. “Upaya ini didasarkan pada Sumberdaya Mata Air Andeman dan keinginan masyarakat serta Pemerintah Desa Sanakerto yang potensial untuk dikembangkan,” terangnya.
Baca juga: Rektor UMM: Rektor Cup Jadi Ajang Lahirkan Para Juara
“Pengembangan sumberdaya mata air ini diharapkan dapat terbentuknya pusat perkembangan ekonomi perdesaan berbasis masyarakat. Tujuannya guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi, pengembangan lapagan kerja dan masyarakat produktif pendukung pariwisata serta pengembangan lingkungan sosial berkelanjutan,” sambungnya saat ditemui di sela acara peletakan batu pertama.
Salah satu potensi mata air Andeman adalah energi listrik yang dihasilkan PLTMH yakni pada siang hari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif perdesaan dan untuk pengembangan irigasi pompa kawasan agrowisata. Serta dapat dijadikan sebagai taman edukasi wisata sains-teknologi energi terbarukan.Pada malam harinya dimanfaatkan untuk penerangan kawasan wisata dan lingkungan sekitarnya.
Sebelum melakukan pembangunan diperlukan desain dan analisa kelayakan agar pada saat proses pembangunan PLTMH dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Serta pada saat pasca pembangunan, PLTMH tidak terjadi masalah sosial dan ekonomi. Kegiatan studi kelayakan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembangunan PLTMH memenuhi kelayakan dari segi teknis dan ekonomi.
Baca juga: Teknik Informatika UMM Resmikan Laboratorium Riset 24 Jam
Secara teknis PLTMH Desa Sanankerto mengandalkan debit air 0,50 M3 perdetik dengan mengambil dari sumber air Andeman. Turbin yang digunakan berbeda dengan yang dipakai pada PLTMH di UMM sebelumnya. “Turbin Boonpring menggunakan propeller poros vertikal. Jika berhasil akan kita kembangkan untuk produksi turbin dan akan dijual,” kata dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik UMM tersebut.
Turbin ini, sambung Suwignyo, merupakan rancangan tim teknik UMM sendiri. Energi yang digerakkan dari turbin rancangannya mencapai 14 kWatt sepanjang tahun. Dalam pembuatan PLTMH Boonpring Desa Sanankerto ini direncanakan akan di mulai pada bulan Mei dan rampung pada akhir September. “PLTMH Boonpring selanjutnya akan menjadi laboratorium lapangan bagi Fakultas Teknik UMM,” tambahnya.
Kepala Desa Sanankerto, H. Subur, S.E, menerangkan keberadaan PLTMH di wilayah yang dipimpinnya ini diakui akan menambah nilai lingkungan Boonpring sebagai tempat tujuan wisata sehingga mampu memunculkan inovasi-inovasi baru di dalamnya. “Selain akan menambah produktivitas pengerajin bambu, kedepannya Sanankerto akan dijadikan pusat pembelajaran Agrowisata,” tuturnya saat memberi sambutan.
Wakil Bupati Kabupaten Malang mengaku bangga dengan capaian ini. “Di Indonesia sumber energi terbarukan masih menjadi tantangan yang harus dikembangkan. Terlebih di era modern, pembangunan PLTMH ini memegang peranan vital dalam mencapai kemajuan pembangunan di bidang lainnya. Harapannya pembangunan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat," ungkap Sanusi yang turut memberi sambutan. (bel/can)