UMM dan 20 PT Rumuskan Konsep Kompetensi Socio-Ecopreneur

Author : Humas | Jum'at, 04 Oktober 2019 16:21 WIB
Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd, saat menyampaikan sambutannya pada NUNI 2019 (Foto: Mirza/Humas)
Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) bersama perwakilan dari 21 Perguruan Tinggi (PT) Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan Nationwide University Network Indonesia (NUNI), hadir dalam agenda Presidential Meeting dan NUNI Forum guna mematangkan skema konsep kompetensi socio-ecoprenur, Jumat (4/10).
 
“Agenda ini sebagai bentuk penguatan kerjasama antar perguruan tinggi dengan upaya membranding komunitas NUNI agar menjadi suatu sinergitas kelompok dengan peningkatan mobilitas mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan dari masing-masing perguruan tinggi,” kata Dr. H. Fauzan, M.Pd, Rektor UMM saat pembukaan.
Baca juga: Juara Ghina Araby Jawa-Bali, Mahasiswa UMM Asal Nabire Papua Pesankan Ini
Menghadirkan pemateri dari Universitas Binus Malang, Universitas Brawijaya dan UMM sebagai bentuk perwakilan PT yang digadang berhasil mengelola unit bisnis akademis maupun non akademis terbanyak yang dimaksudkan dapat memberi masukan daripada konsep socio-ecopreneur yang menjadi tema besar pertemuan penting tahun ini.
 
"Jika ingin menerapkan minor yang berbasis Socio-ecoprenur, maka harus melihat potensi yang ada dari masing-masing daerah asal perguruan tinggi. supaya strategis tepat sasaran, dan cocok pada stakeholder terkait. Seperti layaknya yang sudah diterapkan di BINUS,” kata Dr Ir. Boto Situmpang MBP, Rektor Binus Malang. 
 
UMM sendiri selama 3 tahun berurut-urut menggelar Festival Kebangsaan, sebagai ajang bertemunya para pelaku bisnis dan produsen, dengan hasil product research yang dihasilkan mahasiswa. Program ini dikelola oleh Wakil Direktur Bidang Pemasaran Product Research UMM yang bakal diimplementasikan di program kerja NUNI.
Baca juga: UMM Bekali Generasi Milenial Jadi Agen Perubahan lewat Socio-ecopreneurship
Sementara itu, Pupung Arifin selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama Universitas Atmajaya Yogyakarta mengusulkan terkait konsep kompetensi socio-ecopreneur agar terdapat skema kerjasama internasional perguruan tinggi. Sehingga skema ini dapat menambah penilaian dari Kemenristekdikti.
 
Di sisi lain, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) berharap digalakkan pelatihan enterprenur baik digital maupun technoprenur. Juga segera didiskusikan tentang database setiap perguruan tinggi, agar  bisa diakses di seluruh anggota NUNI dan dapat diadaptasi, dan dimodifikasi ulang agar kegiatan NUNI jauh lebih beragam. (yas/can)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image