UMM dan Singapore Polytechnic Dampingi UKM Pasarkan Produk

Author : Humas | Rabu, 25 September 2019 10:35 WIB
Siswa Singapore Polytechnic (SP) dihadapan peserta Opening Ceremony (Foto: Yasmin/Humas)

Keterbatasan Usaha Kecil Menengah (UKM) memasarkan produk menjadi perhatian sekelompok anak muda ini untuk melakukan pendampingan khusus. Sebanyak 45 pemuda yang merupakan gabungan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan siswa Singapore Polytechnic (SP) membantu membuat strategi pemasaran ke sejumlah UKM. Mereka menyasar UKM berkomoditas sambal, keju, dan bayam.

 

Proyek inovasi sosial ini dikerjasamakan antara Tamasek Foundation International-Specialist Community Action and Leadership Exchange (TFI-SCALE) dan Learning Express (LeX). UMM dan SP sendiri sudah 4 tahun menjalin kerjasama dan dijalankan melalui proyek inovasi sosial berbeda. “TFI-SCALE dan LeX merupakan satu program rangkaian bagian dari kerjasama,” ungkap Lim Jun Cheng, koordinator dari SP.

Baca juga: Sambangi Pondok di Dau, Mobil KaCa Ajarkan Santri Public Speaking

“Aksi ini bertujuan untuk melihat proses dan situasi bagaimana usaha kecil menengah dapat memasarkan produknya. Selain itu, mencari beberapa masalah ketidakefektifan yang dialami untuk ditemukan solusi dan inovasi yang dapat dikembangkan dalam beberapa hal, seperti model pemasaran dan packaging produk,” jelas Dr.Ir. Listiari Hendraningsih, selaku sekretaris Internasional Relation Office (IRO) UMM (24/09).

 

Program ini terdiri dari 22 mahasiswa UMM dan 23 siswa SP. Terbagi dalam tiga grup yang masing masing diisi oleh 8 orang dari UMM dan 7 orang dari SP. Terdapat 6 orang fasilitator dan 2 koordinator dari UMM, serta 2 fasilitator dan 1 koordinator dari SP. Dilanjutkan dengan LeX, selama 2 minggu di Indonesia, khususnya di UMM sebagai bentuk implementasi kegiatan yang sudah didapat selama di Singapura.

Baca juga: Empat Kepala Dinas Mulai Follow Up Kerjasama UMM-Kabupaten Malang

Dilanjutkan Listiari, terdapat 5 acuan langkah yang dipakai, yakni sense and sensibility, empathy study, define, ideation, prototyping dan co creation. Acuan ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah di bidang marketing, bidang alat ataukah dalam bidang pembuatannya. Pada saat closing ceremony program acara akan ada output berupa rekomendasi model pemasaran yang akan diperlihatkan pada para pelaku usaha.

 

TFI-SCALE sendiri sebetulnya juga sudah dilakukan di Singapura selama 3 minggu. “Kami mempelajari banyak hal mulai dari analisis Statistika, Ibco Spotfire dan Microsoft Power BI guna menganalisis pola konsumsi masyarakat ASEAN. Sementara di akhir kegiatan membuat kampanye green consumption untuk mengajak masyarakat ramah lingkungan” ujar Ayu, salah satu mahasiswa UMM yang menjadi peserta LeX. (yas/can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image