UMM Siapkan Skema KKN Dampingi TKI di Kinabalu

Author : Humas | Rabu, 31 Juli 2019 10:48 WIB
Wakil Rektor III, Dr. Sidiq Sunaryo, SH., M.Si, M.Hum, berfoto bersama segenap pengurus Konsulat Jenderal Republik Indonesia Malaysia wilayah Kota Kinabalu. (Foto: Istimewa)
SEBAGAI salah satu kota utama di Malaysia, Kota Kinabalu menjadi tempat bertandang bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Tidak heran, juga terdapat banyak TKI ilegal ikut mengadu nasib di kota ini. Ketidakmilikan kewarganegaraan membuat anak mereka tidak dapat mengenyam pendidikan formal di sekolah resmi Negeri Jiran ini.
 
Melihat kondisi ini, Direktorat Penelian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Malang (DPPM UMM) akan mengirim mahasiswanya ke wilayah Kinabalu khususnya daerah perkebunan kelapa sawit. Pengiriman mahasiswa ini dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang difokuskan pada pendidikan dan psikologis.
 
“Mereka hanya bisa bersekolah di Community Learning Center (CLC), tempat pusat pembelajaran warga Indonesia bentukan pemerintah Indonesia. Sementara, sedikitnya tenaga pengajar di CLC dirasa belum mencukupi untuk menjamin pendidikan yang layak,” terang Prof. Dr. Yus Mochammad Cholily, direktur DPPM UMM, Selasa (30/7)
 
Baca juga: Lewat Outbond, Mobil Pintar UMM Bikin Dua Sekolah Ini Kompak
 
Selain di aspek pendidikan, terdapat banyak masalah lain ditemukan. “Pelaksanaan CLC di sana masih sangat kurang layak. Bangunannya saja terbuat dari gedek dan seng. Pengajarnya juga hanya satu orang. Mereka perlu diedukasi dari segala macam hal seperti pendidikan, kesehatan, psikologis dan administrasi,” tambah Yus.
 
Kegiatan ini telah dijembatani oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Kinabalu. DPPM juga merencanakan KKN internasional ini akan dimulai pada tahun ajaran periode 2019/2020 semester mendatang. Sejauh ini, pihak DPPM UMM sedang menyusun pedoman-pedoman dan mencari dana sponsor untuk KKN ini.
 
Baca juga: IKA UMM Gelar Reuni Ruang Rindu
 
KKN Internasional UMM tahun ini saja sudah diikuti 97 mahasiswa. Dilaksanakan di enam negara yakni Turkey, Thailand, Malaysia, China, Kamboja & Taiwan. Para mahasiswa yang terseleksi ini akan mengabdi selama enam minggu dan menjalankan program di tiga bidang. Yakni bidang lingkungan, pendidikan dan kesehatan. (bel/can)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image