Wakil Gubernur Jawa Timur Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc. (tengah) saat menerima cinderamata dari Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd.. (Foto: Rino/Humas) |
“Keterlibatan perempuan dalam segala aspek kehidupan menjadi salah satu syarat dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkeadilan. Karena potensi perempuan merupakan aset nasional yang besar yang harus terus menerus dikembangkan untuk membangun Negara Indonesia,” demikian disampaikan mantan Bupati Trenggalek yang kini Wakil Gubernur Jawa Timur Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc. Rabu (6/3).
Emil hadir di Hall Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk mengisi kuliah umum menjelang Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret mendatang. Disebutnya, pada tahun 2016 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) laki-laki memiliki angka yang lebih tinggi dibandingkan IPM perempuan. IPM laki sebesar 74,23 dan IPM perempuan sebesar 67,34. “Artinya belum setara,” ungkapnya.
Pemerintah Daerah, sambung Emil, dalam hal ini pemerintah Jawa Timur berada pada garis terdepan dalam pembangunan yang berkeadilan. “Karena salah satu urusan pemerintahannya adalah meningkatkan kedudukan dan peran serta perempuan dalam pembangunan serta program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan,” ujar Emil di hadapan ribuan mahasiswa UMM berbagai jurusan.
Baca juga: Di Era Industri 4.0, Perempuan dan Laki-Laki Punya Kesempatan yang Sama
Budaya bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya budaya Jawa Timur, dilanjutkan Emil, masih menganut budaya Patriarki, yaitu berdasar garis keturunan dari Bapak. “Dari sisi inilah, Pemerintah Provinsi Jatim berusaha menyeimbangkan peran perempuan dan laki-laki, namun tanpa menghilangkan budaya yang ada, dan tentunya hal ini tidaklah mudah,” kata Emil yang juga memaparkan program Nawa Bhakti Satya.
Kesetaraan gender, katanya, merupakan hak asasi sebagai manusia. Hak untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan hidup tidak hanya diperuntukan bagi para laki-laki, perempuan pun mempunyai hak yang sama pada hakikatnya. Sehingga menurutnya dapat diseimbangkan dari beberapa segi. Yakni dilihat dari pendidikan, politik, kesehatan, ekonomi maupun ketenagakerjaan.
Untuk meningkatkan kesadaran perempuan akan isu kesetaraan gender ini dan mengedukasi pekerja perempuan mengenai hak-haknya sebagai pekerja perempuan, program kampanye Labour Rights for Women yang ditujukan bagi pekerja perempuan muda tidak ada henti-hentinya menyuarakan dan mengedukasi perempuan. Lewat event dan pelatihan Labour Rights for Women yang bertema “Gender Equality”.
Baca juga: Developer Ini Beri Kiat Bisnis Properti Zaman Now
Kesetaraan gender tidak harus dipandang sebagai hak dan kewajiban yang sama persis tanpa pertimbangan selanjutnya. “Malu rasanya apabila perempuan berteriak mengenai isu kesetaraan gender apabila kita artikan segala sesuatunya harus mutlak sama dengan laki-laki. Karena pada dasarnya, perempuan tentunya tidak akan siap jika harus menanggung beban berat yang biasa ditanggung oleh laki-laki,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini juga turut diadakan Talk Show seputar isu gender dan keperempuanan. Agenda ini menghadirkan Walikota perempuan pertama Kota Batu Dra. Dewanti Rumpoko, M.Si. yang dipanel dengan pemerhati gender yang juga akademisi program studi Ilmu Pemerintahan UMM. Sementara hadirnya Emil menggantikan Gubernur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si. (mir/bel/usa/can)