Gelaran syukuran launching Winekram Art Space. (Foto: Rizki/Humas) |
Kelompok Praktikum Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menghelat gelaran festival Obah Nggedruk Bumi. Proyek kolaboratif ini menandai dilaunchingnya Winekram Art Space, sanggar kesenian milik budayawan Kota Batu Winarto Ekram. Sanggar ini digadang bakal jadi tempat inkubasi serta berkumpulnya para seniman Malang Raya juga luar daerah untuk mengokohkan identitas bangsa melalui kebudayaan. Dihelatnya Festival Obah Nggedruk Bumi, Jumat (3/1) menandai berdirinya sanggar seni ini.
Festival Obah Nggedruk Bumi sendiri merupakan festival pentas seni tari dan budaya, dimana Adhigana Production yang merupakan kelompok praktikum program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai penggeraknya. Gelaran seni dan budaya ini merupakan implementasi dari tugas mata kuliah Keterampilan Bahasa Produktif yang diampu M. Isnaini, M.Pd.
Sanggar ini terletak di wilayah Nggopit RT 12 RW 03 Dusun Mojorejo, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. “Ini adalah sebuah kegiatan untuk mengawali sebuah tempat, (festival ini) bernama Obah Nggedruk Bumi. Tempat ini adalah space program kesenian yang diharapkan pada ke depan memiliki acara kesenian. Karena acara seperti ini periodik sekali untuk perkembangan kesenian yang ada,” ujar Winarto Ekram.
Baca juga: Resolusi ala Bocah dari Kelas Bahasa Inggris UMM
Kegiatan yang menampilkan seni dan kebudayaan lintas daerah ini melibatkan berbagai seniman dari berbagai kota, diantaranya dari Indramayu, Solo, Jombang, Lumajang, Surabaya, serta dari beberapa kota-kota lain. Tidak hanya berupa pertunjukan kesenian, tetapi juga ada workshop tari dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), hingga parade sanggar tari se-Jawa Timur. Acara ditutup dengan pertunjukan kesenian.
“Festival ini tujuannya memang membuka tempat untuk dikerubungi, membuka lahan, membuka ruang untuk pertunjukan kesenian. Selanjutnya, tentu perkembangannya untuk pariwisata budaya yang ada di sekitar Pendem. Kegiatan yang akan diadakan bentuknya berupa Festival-festival tidak hanya tari, ada teater, musik, tapi juga kecenderungannya memang lebih ke tradisional juga ke kontemporer,” lanjut Winarto.
“Kami berharap, sanggar ini bisa sebagai tempat sarasehan kebudayaan maupun workshop kebudayaan. Serta segala sesuatu yang berbau kesenian. Dengan adanya kegiatan dan kerjasama seperti ini, bisa menjadi tahap awal kami juga dalam belajar dan menambah ilmu baru untuk menunjang lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMM,” jelas Nirwana Chendra Kasih sebagai ketua pelaksana event.
Baca juga: Bedah Metakognitif Imam Al Ghozali, Inam Dikukuhkan sebagai Guru Besar Baru UMM
“Untuk mata kuliah Keterampilan Berbahasa Produktif yang konsentrasi di bidang Manajemen Event Organizer, mahasiswa bahasa Indonesia perannya ialah untuk membantu, memanage acaranya pak Winarto. Karena kegiatan ini adalah sebagai salah satu praktek kegiatan secara langsung yang mungkin selama ini mereka pahami hanya beberapa teori singkat tentang bagaimana memanage atau meng-EO acara,” tegas M. Isnaini selaku Dosen pengampu Mata kuliah.
Selain itu, dijelaskan Isnaini, Prodi Bahasa Indonesia itu sangat luas cakupannya, meliputi komunikasi yang di dalamnya menggunakan bahasa Indonesia dalam cakupan linguistik. Praktik ini merupakan implementasi dari bagaimana cara berkomunikasi, negosiasi dan keterampilan berbahasa lainnya, sehingga wujudnya adalah membuat sebuah event.
"Karena dalam menyelenggarakan acara itu juga terkadang ada banyak hal yang tidak kita pahami, dan kadang itu menjadi kunci penyelenggaraan acara. Itulah yang menjadi teknis dari para mahasiswa, sehingga memang harus dilakukan dengan praktek langsung,” tandas Isnani. (riz/can)