Ketiga mahasiswa UMM saat tengah mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak sekolah TK. (Foto: Istimewa) |
SEBAGAI seorang mahasiswa, tanggung jawab mengembangkan masyarakat adalah suatu keniscayaan. Selain mendapatkan asupan pengetahuan yang cukup, mahasiswa membutuhkan laboratorium untuk mempraktekkan seluruh teori. Hal inilah yang dilakukan tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Polandia.
Mereka adalah Fahreza Firdaus Permana dari Ilmu Pemerintahan, Emeralda Narulita Halim dan Akhmad Syafik dari Prodi Psikologi. Melalui program International Educations 2.0 AIESEC UMM, mereka berada di Polandia sejak 11 Januari lalu. Selama di sana, Emerelda dan kawan-kawannya terbagi lagi ke beberapa tempat.
Fahreza sendiri bekerja pada bidang kesehatan di Kota Wroclaw, sebuah kota yang terletak di sebelah barat Polandia. Sementara Emeralda dan Syafik menjadi tenaga pendidik di Taman Kanak-kanak (TK) Publiczne Przedszkole Nr 25 Uniwersytet Opolski di Kota Opele, Polandia Selatan yang berpenduduk sekitar 128.000 jiwa.
Baca juga: Rezka Mardhiyana, Debater UMM yang Lulus dengan IPK Nyaris Sempurna
“Selama di sini senang banget karena bisa memberitahu bahwa bahasa asing juga penting untuk dipelajari,” ungkap Emeralda. Perempuan kelahiran Banjarmasin 2001 ini menceritakan pengalamannya memperkenalkan permainan indonesia kepada anak-anak TK. Salah satunya melalui sarana bermain board game, ular tangga.
Selain suasana belajar-mengajar yang mengasyikkan, bagi Emerelda, masyarakat Opole sangatlah toleran dan ramah. Terbukti dari penerimaan masyarakat yang saling menyapa. “Beberapa waktu lalu kami diliput media Polandia. Mereka sangat mengapresiasi aksi kami,” terang perempuan yang punya hobi jalan-jalan ini.
Senada dengan Emeralda, Syafik juga merasakan kehangatan dalam suasana mengajar. “Adik-adik mengungkapkan rasa sayangnya kepada kami dengan memeluk, itu yang seringkali membuat kami haru,” ungkapnya. Di Polandia, diakuinya, akan membuat siapapun betah berlama-lama untuk tinggal.
Emeralda dan kedua temannya akan kembali ke Indonesia, Sabtu (23/2). Sesudah enam minggu di Polandia, mereka berencana menularkan semangat berbagi kepada mahasiswa lainnya. Juga, menebar semangat pluralisme saling menghargai setiap perbedaan yang ada, seperti yang mereka rasakan saat di Polandia. (mir/can)