Prof. Dr. H.A. Malik Fadjar, M.Sc. (Foto: Aan/Humas) |
“UMM ini dibangun oleh cita-cita besar sehingga mengajak mahasiswanya untuk bermimpi besar juga,” kata Prof. Dr. H.A. Malik Fadjar, M.Sc. saat mengisi pengajian, Kamis (14/3), di hadapan mahasiswa pascasarjana. Ia memaparkan bagaimana UMM berdiri di atas hutan bambu. Masyarakat tidak percaya bahwa tanah seperti ini dapat disulap menjadi universitas besar seperti saat ini.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia itu mengatakan,UMM sudah menjadi lahan subur bagi mahasiswanya bercita-cita dan ikut membangun bangsa. Ia menegaskan, mahasiswa Pascasarjana UMM juga harus mempunyai cita-cita. “Gantungkan cita-citamu setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang,” serunya mengutip kata-kata Bung Karno.
Perkembangan zaman, disebut pria yang juga Ketua Badan Pembina Harian UMM ini, melaju begitu cepat. Sehingga kebutuhan manusianya berubah. Sambil berkelajar Malik menyebut, kebutuhan pokok manusia zaman sekarang yakni baterai smartphone penuh. Disusul ger peserta. “Sebenarnya kita tidak punya HP tidak papa, tidak punya mobil tidak papa asalkan kita memiliki cita-cita,” tegasnya.
Baca juga: Geser Universitas Indonesia, ILF UMM Runner Up Ajang Kompetisi Debat Nasional
Ia mengatakan bahwa sekarang manusia Indonesia cenderung terjajah oleh teknologi. Bagaimana rakyat Indonesia hanya menjadi pasar perdagangan teknologi oleh negara maju. Juga mental rakyat Indonesia yang memaknai dirinya dengan teknologi yang dia punya. “Perkembangan zaman melaju begitu cepat, harus diimbangi dengan mental kita yang tidak mudah terlena,” lanjutnya.
Ditambahkan Rektor Dr. Fauzan, M.Pd., masyarakat sekarang adalah masyarakat yang sedang sakit. Di mana mudah sekali tenggelam dalam topik yang tidak bermutu seperti gosip dan tidak mau tahu tentang topik-topik yang penting. “Kita harus perkaya literasi dan menjadi pelopor untuk menuntun masyarakat Indonesia terhadap perkembangan zaman agar tidak jauh tertinggal,” tandasnya. (usa/can)