Menko PMK Orasi di Wisuda UMM: Pendidikan Tinggi Penentu Kualitas Manusia Indonesia

Author : Humas | Minggu, 01 Desember 2019 12:30 WIB
Prof. Dr. Muhadjir Effendi, M.AP. (Foto: Rino/Humas)

Gelaran wisuda periode IV Tahun 2019 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dihadiri Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK RI) Prof. Dr. Muhadjir Effendi, M.AP, Sabtu (30/11). Muhadjir memberi orasi ilmiah di hadapan 1514 lulusan dari berbagai jenjang, yakni Program Pendidikan Doktor (S3), Program Pendidikan Magister (S2), Program Pendidikan Sarjana (S1), Program Pendidikan Diploma Tiga (D3), dan Program Pendidikan Profesi.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir secara khusus membahas fokus pemerintah Presiden Joko Widodo di periode kepemimpinannya yang kedua, terkhusus terkait amanah yang dibebankan kepada Muhadjir. Ia menegaskan hal yang menjadi tugas Kementerian yang dipimpinnya terdapat di antara 9 poin misi Presiden Indonesia 2019-2024. Yakni peningkatan kualitas manusia Indonesia, pembangunan yang merata dan berkeadilan, serta kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.

“Karena itu, indikator makro yang akan menjadi ukuran dari Kemenko PMK yaitu, pertama tentang memerangi kemiskinan. Kedua adalah peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, dan yang ketiga adalah memperkecil Indeks Gini Rasio (satuan untuk mengukur tingkat ketimpangan, red.),” demikian diungkapkan Muhadjir, tugasnya ini tidak bisa dikerjakan secara maksimal jika hanya dibebankan kepada satu pihak. Berbagai pihak termasuk perguran tinggi juga musti turut andil.  

Baca juga: Sophia Mega Ajak Generasi Milenial Kenali Potensi Diri

Disebut Muhadjir, Rektor Kampus Putih UMM Periode 2000 hingga 2016 ini,  berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2019, kondisi ketenagakerjaan nasional tercatat sebanyak 2,55 juta angkatan kerja baru. “Sumber daya manusia angkatan kerja kita adalah 57,54% berpendidikan SD dan SMP sederajat, dan 30% pendidikan SMA/SMK sederajat. Sedangkan prosentasi angkatan kerja pendidikan Diploma, Sarjana dan S2 dan S3 hanya 12,4% saja,” sebut Muhadjir.

Disebutnya, lulusan UMM yang saat ini diwisuda  merupakan bagian dari 12,4% angkatan kerja yang sekarang ini akan siap memasuki dunia kerja. Adapun prosentase pengangguran terbuka saat ini adalah 5,28% atau 7,05%. “Jadi angka pengangguran terbuka kita cukup tinggi yaitu 7% lebih. Berdasarkan data tersebut dalam pendidikan ada dua hal yang menyebabkan terjadinya fenomena tersebut. Yakni masih terbatasnya akses dan rendahnya kualitas pendidikan tinggi kita,” tutur Muhadjir dalam orasinya.

 “Meski UMM saat ini sudah 12 tahun bertengger di puncak tertinggi untuk perguruan tinggi se-Jawa Timur. Tapi saya mohon untuk para pengelolanya tidak puas, harus terus mengejar ketertinggalan yang lain dan harus berada di depan. Kemudian yang lebih penting lagi adalah data ini menunjukkan bahwa pendidikan kita masih sangat perlu ditingkatkan dalam kaitannya dengan penguasaan sains teknologi engineering dan matematik atau yang biasa disebut STEM,” ungkap Muhadjir.

Baca juga: Komparasi Isu Sosial, Kesos UMM Berangkatkan Mahasiswa Visiting Study ke Malaysia

Kehadiran Menteri Muhadjir juga sekaligus meninjau progres pembangunan unit bisnis baru milik UMM yakni Rayz Hotel Sengkaling. Seperti unit bisnis lainnya, Rayz Hotel Sengkaling sekaligus bakal dijadikan laboratorium terapan bagi civitas akademika Kampus Putih. Keberadaan Rayz Hotel Sengkaling menambah jumlah hotel yang dimiliki sebelumnya, yakni Kapal Garden Hotel di Taman Rekreasi Sengkaling UMM.  Ditargetkan, pembangunan bakal rampung keseluruhan bulan Februari tahun depan.

Ketua Badan Pembina Harian yang sekaligus Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Wantimpres RI) Prof. Dr. H.A. Malik Fadjar, M.Sc mengingatkan, penyelenggaraan wisuda kali ini bertepatan dengan bulan lahirnya Muhammadiyah yang ke-107. Perjalanan Muhammadiyah tentu saja, selama 107 tahun ini, yang menjadi titik fokus perhatian adalah pembangunan sumberdaya manusia, sumber daya umat. Hal ini sejalan dengan upaya yang tengah diikhtiarkan Menko PMK RI.

BaPada hakikatnya, jauh sebelum Indonesia merdeka, Muhammadiyah telah menempatkan posisi pembangunan sumberdaya manusia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan umat dan bangsa. “Oleh karena itu, saya berpesan kepada wisudan dan wisudawati yang dikukuhkan kesarjanaannya, jangan lupa mengembangkan pembangunan sumberdaya manusia untuk menyongsong masa depan yang begitu dinamis dengan segala perubahannya,” pesan Malik.

Baca juga: Cinta Al Quran, Hafidzah Ini Sabet Gelar Wisudawan Terbaik

Dengan menukil salah satu ayat al Quran, Malik kembali berpesan untuk senantiasa mengembangkan pikiran-pikiran positif atau dalam bahasa Al Quran “khusnudzon”. “Itulah, modal yang sangat penting. Karena kalau kita mampu mengembangkan pikiran-pikiran positif, maka hidup kita menjadi produktif. Dan, Insya Allah, menjadi sehat wal ‘afiat dan selalu mengembangkan menabur kebajikan untuk kepentingan semua. Semoga gelar sarjana ini dapat melahirkan pikiran-pikiran lebih positif,” tandasnya.

Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan prestasi yang diperoleh UMM dalam kurun tiga bulan terakhir. Mulai September hingga November, ada 44 prestasi berbasis lomba yang telah diraih mahasiswa UMM. Enam jenis prestasi tingkat regional, 32 prestasi tingkat nasional, dan 6 prestasi tingkat internasional. Sementara secara institusional, berdasarkan penilaian Kemenristekdikti terhadap kinerja penelitian, UMM tetap bertahan dalam klaster Mandiri. Begitupula kinerja dalam pengabdian kepada masyarakat, UMM berada dalam klaster Unggul.  

Selain penyelenggaraan wisuda yang ke-94 kalinya ini, sebelumnya pada tanggal 26 November 2019 Fakultas Teknik (FT) telah mengukuhkan 7 orang lulusan Insinyur (Ir.). Serta, pada 23 Oktober 2019 Fakultas Kedokteran (FK) telah melaksanakan Pelantikan dan Sumpah Dokter kepada 68 orang Sarjana Kedokteran (S.Ked.) sebagai dokter (dr.). Sementara itu, di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) juga telah meluluskan 872 orang dari Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG)  sebagai Guru (Gr.).(can/geng)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image