Pendidikan Kebencanaan: Bukan Cuma Harus, Tapi Mendesak!

Author : Humas | Selasa, 26 Maret 2019 11:27 WIB

 

Saat simulasi penanganan bencana yang dilakukan Maharesigana UMM. (Foto: Istimewa)

PENDIDIKAN kebencanaan di Indonesia masih sangat minim digalakkan. Buktinya, nilai kerugian relatif tinggi di setiap kali terjadi bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri mencatat, selama kurun waktu 2018, telah terjadi 3.466 peristiwa bencana di Indonesia dengan 4.814 orang meninggal dunia.

Melihat hal tersebut, Zakarija Achmat, M.Si, dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang merupakan pengurus pusat Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, pendidikan kebencanaan di Indonesia bukan hanya harus, tapi mendesak.

“Pendidikan kebencanaan di Indonesia bukan lagi bagaimana bersikap pada saat bencana saja. Tapi sudah mengarah pada bagaimana pengurangan risiko bencana,” tutur Zakarija. Seharusnya, lanjutnya, masyarakat perlu terus belajar, terutama mempelajari potensi bencana dan antisipasi di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Baca juga: UMM dan 7 Universitas Dunia Godok Kompetensi Modern Dosen

Yang paling dasar, lanjutya, kebiasaan memarkir kendaraan. “Masih banyak kita jumpai kesalahan dalam memarkir kendaraan. Arah mermarkir kendaraan harusnya menghadap keluar. Tujuannya, agar ketika terjadi bencana tidak perlu lagi memundurkan kendaraan,” terangnya saat ditemui di ruangannya, Selasa (26/3).

Berkaca dari negara Jepang, yang juga sering terjadi bencana, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap bencana masih jauh berbeda. “Masyarakat Jepang sudah siap menghadapi bencana. Edukasi tentang konstruksi bangunan hingga penanganan bencana sering dilakukan, baik di sekolah maupun media,” ungkapnya.

“Sudah saatnya pusat-pusat studi menggaungkan dan menyiapkan kurikulum pendidikan kebencanaan juga mengadakan workshop berdasarkan kajian-kajian yang sudah dilakukan. Harapannya usaha ini dapat mengurangi resiko dan kerugian yang dapat ditimbulkan dari dampak bencana di Indonesia,” tuturnya. (bel/can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image