Urun Pemikiran Kaum Muda Muhammadiyah UMM untuk Indonesia Berkemajuan
Author : Humas | Sabtu, 07 Maret 2020 12:03 WIB
|
Haedar Nashir saat menyampaikan pidato sambutan. (Foto: istimewa) |
Jaringan Intelektual Muda MuhammadiyahUniversitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Cendekiwan Muda Muhammadiyah (CMM) menggelar Kolokium Nasional Interdisipliner, Jumat (6/3). Acara yang dikerjasamakan dengan Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) ini dihelat di Sengkaling Convention Hall UMM, 6-7 Maret 2020. Gelaran menyambut Muktamar Muhammadiyah ke-48 ini bertajuk “Konsolidasi Kaum Muda Muhammadiyah untuk Memajukan Indonesia dan Mencerahkan Semesta”.
Dalam sambutannya Rektor UMM, Dr. Fauzan, M.Pd. berpendapat bahwa Cendekiawan Muda Muhammadiyah harus punya resonansi dan tanggungjawab nasional. “Bukan hanya pandai berpikir dan menggagas, tapi harus pandai mengeksekusi ide-ide brilian itu. Kolokium ini hanya awal,” ujarnya. Ia berharap cendekiawan muda mampu mengawal Muhammadiyah untuk terus berkebaruan.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. yang sekaligus membuka acara mengapresiasi agenda dalam rangka berkontribusi secara ilmiah dalam menyambut pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo tahun 2020 ini.
“Saya memberi apresiasi terhadap acara ini karena saya yakin cendekiawan Muhammadiyah punya peran strategis untuk membawa Muhammadiyah bertahan dan berkiprah di masa depan,” kata Haedar.
Haedar berpendapat bahwa cendekiawan Muhammadiyah harus mampu menelurkan tawaran-tawaran alternatif, yang baru dan substantif, yang bisa memandu jalannya kehidupan manusia. Konteks yang Haedar tegaskan adalah persoalan kebangsaan dan ke-bhineka-an, yang oleh Muhammadiyah direspon dengan gagasan Darul Ahdi Was Syahadah.
“Cendekiawan Muhammadiyah harus memperkaya dimensi alternatif bagaimana mengisi cita-cita pendiri bangsa dengan Islam tanpa mengancam keberadaan ‘yang lain’. Untuk itu, anda harus memperkaya bacaan dan memperluas pergaulan, muhasabah terus menerus,” pesan Haedar.
Acara diselingi dengan launching dan penyerahan secara simbolis buku “Dari Muhammadiyah Untuk Bangsa”, yang diserahkan oleh Wakil Rektor II UMM Dr. Nazarudin Malik, M.Si. pada Ketua Umum Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. Buku ini adalah versi buku dari jurnal Muhammadiyah Studies.
Kuliah umum berikutnya, sekaligus sebagai pembuka acara, disampaikan oleh Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. “Di kalangan Muhammadiyah sudah ada anak muda yang mencoba meluruskan keadaan, dengan penelitian dan laporan-laporan indepth. Ini bagus sekali. Sebab di luar sana ada tren ke-tidak tekun-an. Banyak juga anak muda Muhammadiyah yang ingin panen praktis dengan cara berpolitik. Tapi yang hadir di sini, Insyaallah, tidak seperti itu,” ungkap Muhadjir.
Menurut Muhadjir, di kalangan anak muda terdapat ketimpangan struktural dan spasial, sehingga harus pula ada pemetaan ketimpangan di kalangan anak muda Muhammadiyah. Jangan sampai, mayoritas anak muda Muhammadiyah masih mengalami ketimpangan.
Peserta yang menghadiri acara pembukaan tidak kurang dari 200 orang. Peserta Kolokium Nasional ini adalah delegasi dari berbagai daerah, termasuk Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Papua. Variasi kepesertaan ini penting untuk menciptakan jejaring cendekiawan dan memelihara persebaran kecendekiaan di tubuh Muhammadiyah. (*/Can)
Shared:
Komentar