Amien Sodorkan Lima Nama Calon Jatim Masih Optimistis

Author : Humas | Sunday, July 04, 2010 06:15 WIB | JPNN -

JOGJA -- Ketua Dewan Penasihat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Amien Rais akhirnya angkat bicara soal dukungannya terhadap para calon petinggi PP Muhammadiyah. Tokoh senior tersebut mendorong muktamirin untuk mengombinasikan  kader muda dan kader senior dalam memilih 13 pimpinan pusat Muhammadiyah. Itu dimaksudkan agar terjadi keseimbangan dalam roda organisasi Muhammadiyah.

Salah seorang calon yang didorong Amien adalah Malik Fadjar, menteri pendidikan nasional pada era Presiden Megawati Soekarnoputri. Bahkan, dukungan itu secara terang-terangan dia sampaikan dalam pidato di depan ratusan peserta tablig akbar Aisyiyah di Graha Wana Bakti Yasa, Jogjakarta, kemarin (3/7). "Pak Malik Fadjar bilang kepada saya, Pak Amien saya ikut lagi. Saya bilang, "bagus, saya dukung"," ujarnya.

Kepada Amien, Malik yang mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut mengakui bahwa dia tidak muda lagi. Usianya sudah 71 tahun. Namun, justru karena Malik sudah senior, posisinya tetap signifikan. "Agar yang muda tidak terlalu cepat berjalan, biar bisa ngerem dikit-dikit. Tapi, kalau (13 pimpinan Muhammadiyah) sepuh semua, ngerem terus (sehingga) percepatannya akan kurang," kata Amien menirukan pernyataan Malik.

Ditemui setelah berpidato, Amien menyebutkan nama-nama lain yang layak maju sebagai pimpinan Muhammadiyah. Di antara nama-nama yang disebut Amien itu tidak ada Din Syamsuddin. Empat nama lain yang keluar dari mulut mantan ketua MPR tersebut ialah Haedar Nashir, Yunahar Ilyas, Dahlan Rais, dan Goodwill Zubir.

Dalam Sidang Tanwir PP Muhammadiyah Jumat lalu (2/7), lima nama yang diunggulkan Amien itu mengantongi dukungan di atas 120 suara. "Biar ada kombinasi antara yang muda dan yang tua," tutur mantan ketua MPR tersebut.

Keseimbangan antara kader muda dan tua, menurut Amien, sangat beralasan. Sebab, lanjutnya, tantangan Muhammadiyah ke depan adalah memperbanyak kader. Untuk itu, dibutuhkan tenaga-tenaga muda yang dinamis sekaligus sarana alih generasi. "Bahtera Muhammadiyah ini kita buka selebar-lebarnya. Dibutuhkan orang-orang muda, tapi yang sepuh juga masih diperlukan," katanya.

Jika Amien "hanya" menyatakan bahwa lima di antara 13 kandidat petinggi PP Muhammadiyah tersebut rata-rata berasal dari luar Jatim, bagaimana sebenarnya peluang Jatim. "Saya sebut mereka nggak sebagai dukungan lho," tepis" doktor ilmu politik lulusan Universitas Chicago, Illinois, Amerika Serikat, itu.

Di antara 39 nama calon tetap anggota PP Muhammadiyah, hanya dua yang berasal dari Jatim. Mereka adalah Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Syafiq A. Mughni dan Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Fasich. Dalam struktur PP Muhammadiyah periode 2005"2010 hasil Muktamar 2005 Malang, hanya Fasich yang duduk di PP sebagai bendahara. Bagaimana peluang mereka masuk 13 besar" "Saya mengalir saja," kata Syafiq singkat di sela-sela pembukaan muktamar di Stadion Mandala Krida, Jogjakarta, kemarin.

Syafiq lolos 39 besar setelah mengantongi 107 dukungan. Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo itu berada di posisi ke-20. Sedangkan Fasich yang berada di urutan ke-32 mendapatkan 86 suara. "Pemilihan dari 39 menjadi 13,  hak muktamirin," jelas Sekretaris PWM Jatim Nadjib Hamid.

Kendati jumlah utusan dari Jatim  mencapai 241 orang dan merupakan terbesar kedua setelah Jateng (242 utusan), ungkapnya, tidak ada skenario untuk mengarahkan dukungan utuh ke Syafiq atau Fasich. Di PWM Jatim, Fasich yang baru terpilih menjadi rektor Unair lagi itu dipercaya sebagai penasihat. (sep/aga/c3)

من المقطوع: http://www.jpnn.com/index.php/hanura966x100.swf?mib=berita.detail&id=67158
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: