JAKARTA--Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memberikan apresiasi atas kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengangkat pendidikan karakter menjadi program utama. Kebijakan tersebut ditetapkan sebagai upaya menyiapkan generasi muda tangguh dan berkarakter kuat dalam menghadapi perkembangan zaman.
“Presiden telah mengamatkan dalam Nawa Cita untuk menempatkan pendidikan karakter pada pendidikan dasar menjadi bagian penting, dengan proporsi untuk SD 70 persen dan SMP 60 persen. Untuk menerjemahkan amanat tersebut, kami tempatkan pendidikan karakter menjadi program prioritas Kemendikbud,” papar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam dialog pendidikan dengan PGRI di Jakarta, Kamis (8/9).
Dikatakannya, kurikulum yang berlaku saat ini memerlukan perhatian pada penambahan proporsi pendidikan karakter tanpa harus merombak kurikulum. Untuk itu Kemendikbud menetapkan Program Penguatan Karakter (PPK) dengan menambahkan durasi waktu anak didik di sekolah ataupun di luar sekolah dalam tanggungjawab sekolah sebagai rumah kedua.
Dengan adanya PPK, kata mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini diharapkan bisa menciptakan suasana belajar mengajar yang aman dan kondusif, sehingga para siswa merasa senang belajar di sekolah. Penempatan sekolah sebagai rumah kedua juga diharapkan agar siswa bisa mengisi waktunya di sekolah dengan berbagai kegiatan yang positif.
“Kegiatan para siswa di luar jam mengajar tersebut dalam bimbingan dan pengawasan sekolah,” terangnya.
Sementara Plt. Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbud telah mengangkat pendidikan karakter menjadi program prioritas pendidikan dan kebudayaan. PGRI mendukung dan menyambut baik tentang penempatan pentingnya pendidikan karakter dalam program pendidikan dan kebudayaan.
"Pendidikan karakter merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam dalam proses pendidikan dan kebudayaan, dan menjadi bagian dalam proses belajar mengajar di sekolah," tandas Unifah. (esy/jpnn)