Ketua Markas Besar Sudan di Indonesia Dr Said Hiwayatullah pekan lalu berbagi cerita dengan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam acara yang dikemas dalam kuliah tamu itu, Said menceritakan sejarah Sudan. Di mata orang Sudan Indonesia merupakan tempat yang menakjubkan.
Sekitar tahun 1914 silam, seorang tokoh Sudan yang bernama Syarkasi sepulang dari Indonesia ditanya oleh bangsanya. Syarkasi kemudian menjawab Indonesia adalah negara yang indah. “Indonesia adalah surga Allah di bumi,” jelas Said.
Menurutnya Said, sejarah negara Sudan tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di negara berkembang. Dijajah secara fisik, ekonomi sampai penjajahan budaya. “Tetapi menurut saya penjajahan budaya justru lebih berbahaya,” tuturnya dalam bahasa arab.
Karena penjajahan lewat budaya akan berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat Sudan. Bila pola pikir sudah terpengaruh, maka hal ini akan mudah sekali bagi negara barat untuk memasukkan ideologi negatif pada masyarakat Sudan. Said juga memaparkan kekayaan alam di negaranya. “Sudan merupakan negara makmur di benua Afrika. Apalagi Sudan memiliki sumber air tawar yang paling banyak, mengingat air tawar adalah kebutuhan pokok untuk orang Arab,” tuturnya.
Belum lagi ditambah dengan kekayaan tambang emas dan minyak yang melimpah membuat negara barat jatuh hati untuk menguasai Sudan.sty-KP