TANGERANG,(PR).- Perguruan Tinggi membutuhkan lembaga manajemen inovasi. Lembaga tersebut yang dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan hasil riset di perguruan tinggi dengan dunia industri.
Karakteristik yang berbeda antara lembaga perguruan tinggi dengan industri, menjadi penyebab terbatasnya penguatan inovasi di perguruan tinggi. Akibatnya hasil-hasil riset di perguruan tinggi tidak diminati dan tidak terserap industri.
Hal tersebut diutarakan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Jumain Appe. Dia menuturkan lembaga manajemen inovasi perlu dibangun dan dikembangkan untuk menunjang penguatan inovasi.
"Sebenarnya sudah banyak perguruan tinggi yang melakukan inovasi. Namun lagi, kendalanya tidak optimal diserap industri. Karena bagaimanapun industri kan profit oriented. Sehingga ini harus dijembatani, peran intermediasi dari Lembaga manajemen inovasi ini sangat penting," ujarnya sesuai membuka Workshop Manajemen Inovasi di Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF) 2016, Puspitek Tangerang, Selasa, 20 Agustus 2016.
Persoalan seputar perbedaan kebutuhan industri dengan hasil inovasi yang dihasilkan peneliti memang masih menjadi tantangan besar di dunia riset Indonesia. Jumain muenuturkan, baik perguruan tinggi dan industri masih berjalan masing-masing tanpa saling bersinggungan, sehingga tidak saling mendapatkan manfaat.
Lembaga manajemen inovasi, menurut dia, dapat mengubah pola pikir dan kebiasaan para peneliti atau pengelola perguruan tinggi terkait komersialisasi hasil riset. lembaga tersebut juga bisa menjamin hubungan yang berkelanjutan antara industri dengan perguruan tinggi.***