MALANG- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak mau kecolongan. Demi mendapatkan mahasiswa yang benar- benar berkualitas, UMM menerjunkan 54 personil kepolisian untuk mengamankan Seleksi Mahasiswa Gelombang I, Senin (11/5). Benar saja pengamanan ini membuahkan hasil ditangkapnya sindikat perjokian.
Personil yang diturunkan dengan mengenakan pakaian preman bertindak sigap dengan menggeledah satu persatu peserta seleksi. Alhasil ditemukan lima orang yang diduga menggunakan jasa joki. Kelima oknum calon mahasiswa ini ditangkap di ruang berbeda dan diinterogasi di ruang khusus. Kelima oknum ini berinisial RPL, KN, BPW, R, dan EAS yang berasal dari Batu, NTT, Kalimantan dan Kediri.
Cukup mengejutkan, sebab peserta yang semuanya mendaftar di Fakultas Kedokteran ini menggunakan peralatan canggih yang tersambung dengan calo di Yogyakarta berkedok bimbingan belajar. “Mereka menggunakan kamera sangat kecil yang dimodifikasi dan speaker magnet yang ditanam di dalam telinga. Ketika kamera menyorot soal, maka secara otomatis akan terkirim ke sebuah server dan dikerjakan oleh tim yang katanya ada di Jogyakarta,” urai Pembantu Rektor II UMM, Drs Fauzan MPd..
Ketika digeledah, di tubuh salah satu peserta tertempel kabel dan selang yang berisi magnet yang terhubung dengan speaker magnet di dalam telinga dan HP di alat kelamin. Ada juga yang HPnya ditaruh di cemol kerudung. Modus lainnya, menggunakan sejenis handy talkie yang diletakkan di sela payudara oknum mahasiswa. Cara pengiriman jawaban menggunakan simbol-simbol seperti A untuk ayam, B untuk bebek. Sedangkan yang menggunakan magnet menggunakan jumlah getaran. Misalnya jika bergetar sekali berarti jawabannya A, kalau bergetar sekali jawabannya B.
“Dalam pengakuan tersangka, mereka membayar sampai Rp 160 juta per orang untuk jasa joki tersebut. Sebagai jaminan penggunaan jasa joki tersebut, mereka membayar uang muka Rp 1,5 juta. Ini jelas lebih mahal dengan biaya masuk di FK sendiri yang hanya mencapai Rp 125 Juta,” ujar Fauzan.
Sementara itu, Kabagops Polres Malang, Kompol Suryo Hapsoro menuturkan, akan berkoordinasi dengan Polda DIY untuk membantu mengusut kasus tersebut. Kepolisian bersama UMM akan terus mengembangkan kasus ini hingga kasus perjokian ini selesai hingga tuntas.
“Dari hasil pengembangan dan penyelidikan, UMM berhasil menangkap dua orang yang diduga sebagai operator yang berada di sekitar kawasan kampus. Kami gunakan peserta yang menggunakan jasanya untuk memancing datang ke kampus dari sini akan kami kembangkan,” ucapnya.
Rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy Map, berharap kasus ini menjadi perhatian semua pihak, terutama bagi orang tua calon mahasiswa dan pengelola perguruan tinggi. Modus-modus tidak terpuji tersebut dikhawatirkan akan menjadi jalan pintas bagi calon mahasiswa yang memiliki kemampuan ekonomi tetapi kurang memiliki kemampuan akademik.
“Semua pihak harus melakukan hal yang sama, mengantisipasi jangan sampai mentalitas seperti ini masuk ke dalam perguruan tinggi. Apalagi mau masuk Kedokteran yang memerlukan kemampuan khusus karena berkaitan dengan nyawa orang,” ucapnya