Kampus Bongkar Sindikat Joki Tes Masuk UMM

Author : Humas | Monday, May 13, 2013 17:02 WIB | Koran Tempo -

TEMPO.CO, Malang - Sindikat perjokian seleksi masuk Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terbongkar. Tertangkap tangan sebanyak 31 orang yang menggunakan jasa joki, terdiri dari 20 perempuan dan 11 laki-laki. Mereka adalah calon mahasiswa UMM yang mengikuti seleksi. "Kami sedang mengejar jaringan dan pelaku lain," kata Rektor UMM, Muhajir Effendi, Senin, 13 Mei 2013.

Praktek perjokian ini, katanya, dilakukan secara terorganisasi dan menggunakan peralatan canggih. Untuk itu, UMM bekerja sama dengan Kepolisian Resor Malang mengejar sindikat pelaku perjokian. Serta mengungkap modus operandi perjokian. "Ini kejahatan intelektual yang harus dibongkar. Bukan sekadar kecurangan tes masuk," katanya.

Calon mahasiswa baru UMM yang tertangkap tangan melakukan tindakan curang langsung dinyatakan gugur. Mereka juga disanksi tak bisa mendaftar untuk periode berikutnya. Sejauh ini, Muhajir mengaku tak menemukan indikasi keterlibatan pihak dari dalam UMM. Jika ditemukan keterlibatan orang dalam, Muhajir mengancam akan memecatnya.

Joki ujian masuk UMM ini, kata dia, sebagian besar mengikuti tes masuk untuk fakultas kedokteran. Seleksi penerimaan siswa baru UMM reguler gelombang pertama diikuti sebanyak 2.027 peserta. Tes masuk dilaksanakan di kampus 3 UMM, yang tersebar di 83 ruang kelas. Sedangkan seleksi undangan telah disaring sebanyak 1.600 orang. Kuota penerimaan mahasiswa UMM sekitar 5.000 orang.

Kepala Sub-Bagian Humas Kepolisian Resor Malang, Inspektur Dua Soleh Masudi, mengatakan, polisi masih menyelidiki dan memintai keterangan pelaku. Kini, penyidik tengah mengkaji untuk menjerat pelaku. Sedangkan pelaku disangkakan melanggar Pasal 322 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. "Itu sementara, masih dikaji penyidik," katanya.

Setelah sejumlah calon peserta tertangkap tangan terlibat sindikat perjokian, polisi dan petugas keamanan UMM mengejar pelaku utama. Petugas menggeledah dua hotel yang diduga sebagai lokasi persembunyian. Namun, pelaku telah melarikan diri dan tak meninggalkan jejak. Diduga setiap calon mahasiswa membayar sekitar Rp 250 juta.

من المقطوع: http://www.tempo.co/read/news
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: