600 perwakilan BEM se-Indonesia bertemu, bahas pemimpin Indonesia

Author : Humas | Tuesday, April 15, 2014 00:27 WIB | Lensa Indonesia -

LENSAINDONESIA.COM: Sedikitnya 600 mahasiswa dari perwakilan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) seluruh Indonesia berencana mengadakan pertemuan di Malang, Jawa Timur sebelum Pemilu Presiden 9 Juli 2014. Tepatnya, 26-30 Mei mendatang.

Para pengurus BEM di Jawa Timur menemui Gubernur Jatim Soekarwo untuk “kulo nuwon”, Senin (14/4/14).

Presiden BEM Nusantara Perwakilan Jatim, Wahyu Lumaksono, menjelaskan, dipilihnya Jatim jadi tuan rumah pertemuan BEM se Nusantara ini, karena beranggapan pemerintahan Gubernur Soekarwo selama ini menjalin hubungan harmonis dengan mahasiswa.

“Jatim ini dinilai sangat harmonis antara Pemprov Jatim dengan mahasiswa. Jadi, kami mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah,” ungkap Wahyu saat ditemui LICOM usai bertemu Gubernur di Gedung Grahadi, Senin (14/4/2014).

Gubernur Soekarwo pun tidak menampik keinginan BEM Jawa Timur. Bahkan, Soekarwo berjanji siap memberi dukugan penuh.

Rangkaian kegiatannya diisi seminar nasional dan dialog interaktif. Acara akan dipusatkan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 26-30 Mei 2014. Diikuti sekitar 600 mahasiswa dari perwakilan BEM seluruh Indonesia.

Pertemuan sengaja dilakukan sebelum Pemilihan Presiden 9 Juli 2014, karena sekaligus membahas karakter kepemimpinan yang dibutuhkan Indonesia. Tema yang diangkat adalah “Geopolitik 2014-2019: Menakar Kekuatan Bangsa”. Tema ini dapat diartikan sebagai bentuk persiapan kepemimpinan yang berpihak kepada kepentingan rakyat, terkait nasib Indonesia.

Di tempat yang sama, Pakde Karwo –sapaan akrab gubernur– mengaku sangat mendukung acara ini. Karena dinilai usaha yang konkrit untuk membawa Indonesia lebih baik. “Hadirkan semua pihak agar masyarakat luas mendengar suara mahasiswa,” ujarnya.

Menurutnya, permasalahan disparitas menjadi hal yang serius untuk diselesaikan. Itulah mengapa diperlukan langkah konkrit dan implementatif khususnya menghadapi kemiskinan. “Pemerintah harus mempunyai sikap terhadap disparitas dalam belanja negara, karena ini menentukan kehidupan mereka,” tegasnya.

Kedaulatan pangan dan energi, lanjut Soekarwo, saat ini menjadi masalah massal yang terjadi di Indonesia. Dalam hal pangan, misalnya, impor beras, gula terus menyerbu Indonesia. Padahal, petani mampu meningkatkan hasil panen yang berlimpah. Hanya saja biaya produksi yang dikeluarkan mahal tetapi daya belinya rendah.

Dia berpesan, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam konsep kenegaraan, yakni hukum, politik, agama dan ketahanan. Lima Hal inilah yang harus dipersiapkan secara matang untuk menjadi bangsa pemenang. Melalui forum mahasiswa seperti ini, Pakde Karwo berharap para mahasiswa bisa menyumbangkan pemikiran demi perbaikan bangsa.

من المقطوع: http://www.lensaindonesia.com/2014/04/15/600-perwakilan-bem-se-indonesia-bertemu-bahas-pemimpin-indonesia.html
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: