Fakta, Kekuasaan Dorong Perilaku Korup!

Author : Humas | Sunday, March 23, 2014 23:58 WIB | Malang Post -

MALANG - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Marzuki Alie mengungkapkan, banyaknya kasus korupsi yang melibatkan pejabat negara, baik di tingkat nasional maupun lokal, merupakan hal yang lumrah sebagai konsekuensi perpindahan dari negara otoriter menuju negara demokratis.
Sebenarnya, kata Marzuki, di era otoriter juga banyak terjadi korupsi, tapi korupsinya terpusat pada pimpinan politik tertinggi yaitu presiden. “Sekarang, karena ruang kekuasaan kian menyebar, korupsinya juga ikut menyebar,” ujarnya saat mengisi kuliah umum tentang prospek Indonesia pasca Pemilu 2004 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (22/3).
Dalam kaitan ini, ia setuju dengan tesis Lord Acton, yaitu power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely. “Faktanya, kekuasaan memang mendorong seseorang berperilaku korup,” terang Marzuki.
Ia menjelaskan, dulu di era orde baru, yang korupsi cuma presiden dan orang-orang yang berada di lingkarannya saja, tapi sekarang perilaku korup sudah terjadi di semua lini. “Bukan apa-apa, tapi itulah demokrasi. Yang berkuasa tidak tunggal. Yang berkuasa banyak, yang korup juga banyak,” ujarnya.
Sekarang ini, lanjutnya, yang di tingkat lokal juga banyak yang korup, mulai dari gubernur, bupati, dan itu tidak hanya melibatkan lembaga eksekutif saja. “Misalnya LSM (lembaga swadaya masyarakat), karena ia saat ini punya wilayah kuasanya sendiri, jadi ruang korupsi juga sangat terbuka,” tutur Marzuki.
Namun, di balik semua fakta negatif itu, Marzuki mengajak lebih dari 500 mahasiswa yang hadir untuk tetap optimistis. Baginya, jika bangsa ini mampu melalui fase itu, maka kita akan menikmati buah demokrasi. 
Salah satu pilar demokrasi yang perlu dikawal, kata dia, adalah partai politik (parpol). Karena itu, Marzuki meminta mahasiswa agar tidak terlampau membenci Parpol. “Kita rugi sendiri kalau benci parpol, karena parpol-lah yang melahirkan para pemimpin bangsa, mulai dari presiden, gubernur, hingga bupati dan walikota. DPR juga asalnya dari parpol,” pesan Marzuki.
Untuk itu, Marzuki mendorong mahasiswa agar berpartisipasi aktif dalam Pemilu 2014, tidak justru antipati. “Kalau Anda tidak setuju dengan proses yang terjadi selama Pemilu, jangan marah dan emosional, tapi kritiklah dengan rasional, karena suatu saat generasi Anda-lah yang akan menggantikan kami,” tandasnya.
Pembantu Rektor III UMM Dr Diah Karmiari MPsi dalam sambutannya menyebut kehadiran Ketua DPR RI ini relevan menjelang Pemilu yang bakal dimulai sebentar lagi. “Dengan paparan Pak Marzuki, semoga mahasiswa sebagai agent of change dapat menganalisa, hal-hal apa yang sekiranya bisa dilakukan agar Pemilu 2014 ini dapat berdampak positif pada bangsa ini,” tuturnya.

من المقطوع: http://www.malang-post.com/pendidikan/84087-fakta-kekuasaan-dorong-perilaku-korup
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: