MALANG – Kegiatan Global Village Festival yang diprakarsai oleh AISEC Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kemarin menyedot perhatian publik. Selain karena berlangsung outdoor yaitu di jalan utama Kampus 3 UMM, kegiatan tersebut juga semarak dengan suara music-musik unik yang tidak familiar di telinga.
Tak hanya itu, belasan makanan khas, lagu serta tari tradisional dari Cina dan Bahrain sebagai participant saat itu, juga menjadi daya tarik kegiatan tahunan bertema ‘We Bring The World in Front of You’ tersebut.
“Saya menampilkan belly dance sedangkan teman saya, Lucia, bernyanyi Huahaoyueyuanye yang artinya ‘serpihan malam’. Kami juga memperkenalkan makanan khas Shanghai, Shanzha Huashengtang, yaitu sejenis sup kacang dengan bumbu khas Cina,” terang Cathy, mahasiswa asal Kota Nanchang, Cina, yang baru tinggal di Indonesia selama satu bulan.
Tak kalah menarik, lagu-lagu tradisional Bahrain juga menyemarakkan kegiatan tersebut. Salah satu participant Bahrain, Fatima Ali Mearaj, menjelaskan, lagu-lagu yang ia nyanyikan dengan pakaian tradisional Bahrain tersebut biasa ditampilkan dalam upacara-upacara sacral seperti pernikahan dan upacara adat. Sedangkan makanan yang ia pamerkan di booth-nya, yaitu Bahraini Cotton Candy, laris manis di tangan siswa-siswa SMAN 8 Malang yang menjadi partisipan Global Village. Uang pecahan dan kartu pos Bahrain juga menarin minat pengunjung untuk mengunjungi booth Bahrain.
“Meski sebelumnya di Bahrain kami sudah banyak mendengar tradisi dan budaya Indonesia yang unik dan beragam. Tapi baru kali ini kami merasakan langsung. Sebagian dari kami bermain tarik tambang, dan ada yang memakai kebaya,” ujar gadis ramah tersebut seraya tersenyum.
Sementara itu, Vice President Communication AISEC UMM, Muhammad Ashari Rahman, memaparkan, Global Village adalah program tahunan AISEC UMM yang tujuannya adalah untuk saling memperkenalkan budaya masing-masing.
“Sebagai organisasi pemuda terbesar, AISEC memiliki banyak anggota dari ratusan negara di dunia. Layak jika kami belajar banyak hal tentang budaya kepada mereka, sebab mereka pun banyak mempelajari budaya kita selama tinggal di Indonesia,” tutur Ari, sapaan akrab Muhammad Ashari, kepada Malang Post.
Ari menjelaskan, secara garis besar, anggota AISEC UMM dibagi untuk menggarap tiga proyek, yaitu dream school project, yaitu interaksi AISEC UMM dengan SMA, dalam hal ini SMAN 8 Malang. Proyek kedua adalah Art mixing project yang fokus kegiatan-kegiatannya untuk mempelajari budaya Indonesia. Selanjutnya adalah partisipasi anggota AISEC UMM dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di UMM.
“Bulan ini, kami memfokuskan kegiatan pada masalah budaya. Kami harap dengan ini budaya kita bisa dikenal, tidak hanya budaya Bali, tapi juga budaya lain yang dimiliki bangsa kita,” tandas Ari.