Iptek Harus Ikut Jadi Indikator

Author : Humas | Wednesday, July 28, 2010 15:36 WIB | Malang Post -

MALANG - Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) seharusnya menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia sebagai salah satu indikator dalam mengukur kinerja pembangunan ekonomi nasional. Indikator ini dapat berupa inovasi yang telah banyak digunakan oleh negara-negara di dunia sebagai ukuran kinerja.


“Persaingan antar pelaku ekonomi tidak hanya ditentukan oleh penguasaan pasar, atau sumber daya alam. Namun lebih ditentukan oleh kemampuan inovatif dalam menghasilkan barang dan jasa,” ungkap Deputi Menteri Perekonomian Bidang Perikanan dan Kelautan, Diah Maulidia saat membuka acara seminar dan konggres Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kemarin.


Ditambahkannya pada masa lalu komponen utama dari pertumbuhan ekonomi adalah lahan, tenaga kerja dan modal.


Tetapi saat ini penggerak utamanya adalah akumulasi ilmu pengetahuan. Data menunjukkan hubungan antara akumulasi pengetahuan diwakili indeks ekonomi pengetahuan (IEP) dan produk domestik bruto (PDB) per kapita, kurvanya berbentuk eksponensial. Artinya bahwa akumulasi ilmu pengetahuan di sebuah negara akan menyebabkan PDB per kapita naik sangat cepat.


“Penguasaan ilmu pengetahuan saat ini menjadi agenda penting dalam pembangunan,” tegasnya.
Karena itulah pihaknya pun berupaya mendorong agar anggaran APBN memiliki porsi yang cukup untuk pendanaan bagi para peneliti di perguruan tinggi.


Sementara itu Koordinator acara, Dr. Ir. Aris Winaya, MM., M.Si.menuturkan kegiatan ini terdiri dari seminar, kongres Konsorsium Bioteknologi  Indonesia (KBI) ke-5, workshop dan lomba poster. Seminar menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri masing-masing dari Amerika, Belanda, Australia, dan Thailand serta dua pembicara asal Filipina. Sedang pembicara dalam negeri berasal dari LIPI, Komisi bioetika nasional (KBN), dan Stamcell and Cancer Institute.


Mengangkat tema Biotechnology: Breakthrough for the future of industrial challenges in developing countries, seminar tersebut diarahkan sebagai wahana untuk menyebar luaskan hasil riset, baik dari dosen  - dosen di dalam maupun di luar UMM.


“Selain itu, diharapkan pula terjalin kerjasama antar institusi baik di dalam Indonesia bahkan sampai ke luar negeri,” terang pria yang juga menjabat sekretaris pusat pengembangan Bioteknologi UMM.(oci/eno)

من المقطوع: http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=15331%3Aiptek-harus-ikut-jadi-indikator&Itemid=53
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: