MALANG – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Mohammad Nuh. DEA, hadir menyambut 1134 wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dalam kesempatannya, pria yang kerap disapa M. Nuh itu menyampaikan pesan bagi wisudawan di Dome UMM Sabtu (31/5) lalu. Menurutnya, sebagai intelektual muda, harus memiliki keterampilan dan kreatifitas tinggi untuk mencapai kesuksesan.
“Kita tidak hanya butuh kejujuran. Mau jadi apa anak yang sangat jujur, tapi tidak memiliki kemampuan dan keterampilan yang mumpuni,” tegas mantan rektor ITS Surabaya tersebut.
Meski demikian, M. Nuh tidak mengatakan bahwa itu tidak penting. Hanya saja, dia menekankan bahwa ada hal-hal penting lain yang perlu disandingkan dengan kejujuran.
Selain kejujuran, M. Nuh beranggapan kemampuan berpikir adalah hal utama dalam berproses. Dengan menceritakan sosok ahli hadist Imam Bukhari, dia berharap wisudawan di hadapannya bisa meniru kecerdasan Imam Bukhari dalam kehidupan. Dalam cerita tersebut, M. Nuh menggambarkan Imam Bukhari sebagai sosok yang mengesankan, terutama meyoal ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, M. Nuh juga mengingatkan para wisudawan untuk meningkatkan kreativitasnya.
“Kampus UMM sudah menunjukkan hal tersebut (kreativitas, red). Ditunjukkan dari bagaimana UMM mengembangkan fungsi sungai dan mengubahnya menjadi energi listrik,” ucapnya lugas.
“Apalagi sampai tahun 15 tahun ke depan, secara demografi Indonesia akan diisi oleh orang-orang dalam usia produktif,” tambahnya.
Jumlah usia produktif pada 2030 saja nanti akan mencapai 71 persen. Ini diartikan M. Nuh sebagai potensi untuk memajukan bangsa Indonesia.
Sepanjang orasi ilmiahnya, M Nuh menyemangati para wisudawan dengan menyuguhkan data potensial yang bermaksud membangun optimisme masyarakat. M. Nuh juga berusaha membuat wisudawan untuk bersyukur atas keberhasilannya menempuh kelulusan.
“Tidak semua bisa jadi mahasiswa. Tidak semua mahasiswa pula bisa lulus,” ujarnya disambut tawa kecil peserta. Bersyukur membuat hati merasa tenang dan tidak sering mengeluh.
Usai pidato, M. Nuh beserta jajarannya memantau rumah sakit UMM. Rumah sakit ini digadang-gadang sebagai karya besar UMM. Dia berpendapat, rumah sakit ini tergolong baik karena telah memenuhi kriterianya.
“Tapi, namanya peningkatan harus tetap dilakukan. Bisa jadi dari rumah sakit pendidikan, bisa jadi rumah sakit pelayanan,” komentarnya.
Serupa dengan isi sambutan Rektor UMM, Muhadjir effendy sebelumnya. Dia mengatakan, dari sembilan fakultas kedokteran di seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah se-Indonesia, UMM merupakan yang terbaik.
“Karena, hanya UMM yang memiliki rumah sakit pendidikan,” imbuhnya dihadapan para wisudawan.