Refleksi Awal Tahun

Author : Humas | Tuesday, January 01, 2013 13:48 WIB | Malang Post -

Tahun 2012 telah berlalu, lembaran baru di tahun 2013 pun dimulai. Ada banyak hal yang telah terjadi di tahun 2012 yang bisa digunakan untuk membuat prediksi apa yang kira-kira bakal terjadi di tahun 2013.
Tokoh pendidikan Kota Malang, sosiolog dan pengamat militer, Dr Muhadjir Effendy, mengungkap sejumlah peristiwa menarik yang pantas mendapatkan catatan tersendiri. Catatan ini menjadi semacam pengingat agar di tahun 2013 ini lebih baik dari tahun kemarin.
Berikut wawancara Malang Post dengan Dr Muhadjir Effendy yang juga rektor UMM Malang.
Di tahun 2012 banyak peristiwa yang sangat penting bahkan saking pentingnya muncul berbagai istilah untuk menggambarkannya. Salah satunya adalah istilah ”kegaduhan” untuk menggambarkan adanya situasi anomali di negeri ini. Anomali adalah keanehan atau penyimpangan yang terjadi atau dengan kata lain tidak biasa.

Bidang Politik
Pada tahun 2013 tensi politik bisa dipastikan akan semakin meningkat dibanding tahun 2012. Orang menyebut ”Tahun Politik”. Di mana elemen yang ada dalam infra maupun supra struktur politik akan sibuk menyongsong  2014 sebagai tahun penentuan nasib. Di tahun itu ada agenda besar yaitu pemilihan umum (Pemilu) legislatif dan presiden.
Hal yang sangat strategis yang mulai dipikirkan sejak 2013 adalah masalah pergantian pemimpinan nasional. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyelesaikan masa jabatannya untuk dua periode, sehingga menurut UUD 1945, tidak mungkin dipilih untuk periode berikutnya.
Satu hal yang harus dicermati bahwa Presiden SBY sampai sekarang belum memberi sinyal tentang siapa yang diproyeksikan untuk mengganti dirinya. Kalau melihat tradisi di beberapa negara demokrasi, AS misalnya, presiden yang sudah dua kali menjabat maka wakil presiden akan disiapkan untuk menjadi kandidat calon presiden yang baru. Apakah dalam proses pemilihan, wakil presiden tersebut terpilih atau tidak, itu urusan lain. Hal ini meskipun bukan kewajiban konstitusi tetapi menjadi tanggung jawab moral, bahwa seyogyanyalah seorang presiden menyiapkan calon penggantinya.
”Menurut saya kondisi yang terjadi di Indonesia akan bisa menumbulkan krisis, apabila nantinya presiden SBY tidak jauh-jauh hari menawarkan calon yang disiapkan khusus mengganti dirinya.” bebernya.
Seperti diketahui, Wakil Presiden Boediono sudah menyatakan dengan tegas dia tidak akan mencalonkan dalam bursa Pemilu Presiden RI. Seandainya memang Boediono disiapkan sebagai calon presiden, seharusnya dia mulai diberi peran strategis untuk bisa dinilai langsung oleh rakyat.
Walau pun dalam Undang-Undang tidak mengatur mengenai mekanisme tersebut, namun sebagai bentuk tanggung jawab moral maka presiden dua periode harusnya melakukan hal itu. Ini penting agar tidak menimbulkan krisis, dan kebingungan ketika akan banyak calon yang bermunculan.
”Presiden SBY harusnya memunculkan figur, kalau pun muncul kandidat yang lain itu sah-sah saja,” bebernya.

من المقطوع: http://www.malang-post.com/edupolitan/59396-refleksi-awal-tahun
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: