MALANG - Lingkungan kampus kini menjadi favorit sejumlah perusahaan rokok untuk menggelar berbagai acara. Salah satunya di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Fasilitas dome-nya yaitu UMM Dome seringkali menjadi jujugan berbagai merk rokok yang memiliki acara besar.
‘’UMM Dome memang ada di area kampus tapi gedung itu termasuk area public, sehingga bisa diakses siapapun untuk kegiatan apapun asalkan sesuai dengan etika UMM,’’ ungkap Kepala Humas UMM, Nasrullah MSi
Diakuinya, hampir tiap minggu Dome tak pernah sepi dengan berbagai acara. Termasuk yang digelar oleh perusahaan rokok. Seperti agenda konser musik yang menghadirkan band ST 12 pada 15 November mendatang juga digelar oleh perusahaan rokok.
Dome ini bahkan pernah ditawarkan untuk dibranding salah satu merk rokok dengan syarat hanya merk rokoknya yang bisa menggelar acara di sana. Tentu saja dengan berbagai tawaran kompensasi. Sayangnya tawaran kerjasama ini ditolak oleh UMM.
Tak hanya mempersilahkan perusahaan rokok menggelar acara di DOME, UMM juga membranding beberapa area publiknya dengan nama perusahaan rokok.
Seperti lapangan basket dan juga kantin. Menurut Nasrul di UMM memang ada dua area yang membatasi pengguna rokok, yaitu area bebas rokok dan area merokok. Untuk area akademis semuanya harus bebas rokok.
Pengelola Dome UMM, Zeindin menuturkan selama ini pabrik rokok hanya menjadi supporting untuk acara-acara yang digelar event organizer (EO).
Hanya saja di tahun ini tak banyak agenda yang melibatkan sponsor dari perusahaan rokok. Karena kebetulan Dome UMM cukup padat dengan acara internal kampus.
‘’EO yang menyewa Dome biasanya karena pertimbangan fasilitas indoor kami, dengan kapasitas 8 ribu orang mereka bisa menggelar even tanpa takut hujan,’’ ujarnya.
Sementara jika menyewa lapangan outdoor para EO masih harus menyiapkan tenda dan lainnya. Berbeda dengan di Dome yang sudah menyiapkan berbagai kebutuhan termasuk panggung. Sementara harga sewa Dome saat ini sebesar Rp 15 juta.
Selain Dome UMM, lapangan Politeknik Negeri Malang (Polinema) juga menjadi tempat favorit perusahaan rokok untuk menggelar acaranya. Tak seperti UMM yang open dengan semua jenis rokok, Polinema hanya menggandeng satu perusahaan rokok saja yaitu LA Lights.
‘’Sudah ada kontrak dengan perusahaan rokok itu, tentunya ada nilai yang disepakati yang sebanding dengan kepentingan mereka menggelar acara di kampus,’’ ungkap Humas Polinema, Candra.
Yang jelas, kata dia, kerjasama yang dijalin adalah kerjasama yang saling menguntungkan. Kampus diuntungkan karena perusahaan tersebut membantu pembenahan fasilitas yang ada di kampus. Seperti membuat papan nama identitas kampus, membangun lapangan futsal hingga pembenahan pagar. Dengan demikian pihak rokok pun sudah memiliki jadwal kapan mereka bisa menggelar acara di lingkungan kampus.
‘’Yang perlu diingat mereka hanya menggelar acara saja, tidak ada kegiatan bagi-bagi rokok,’’ bebernya.
Di Universitas Negeri Malang (UM), kerjasama dengan Djarum sudah dilaksanakan selama empat tahun. MoU nya ditandatangani oleh pimpinan dengan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan. Dimana Djarum bisa menggelar berbagai acaranya di kampus disisi lain membantu perawatan dan pembangunan fasilitas kampus.
‘’Apa yang diberikan Djarum semuanya untuk menambah fasilitas bagi mahasiswa, misalnya wall climbing atau perbaikan lapangan basket,’’ ungkap Kabag Kemahasiswaan UM, Fatmawati Istamar.
Fatmawati menjelaskan meski beberapa tempat di UM ada yang dibranding Djarum namun tak ada slogan anjuran merokok di dalam kampus. Yang masuk ke dalam kampus hanya nama pabrik rokoknya saja.
Disinggung soal adanya larangan rokok masuk kampus menurutnya selama ini belum pernah ada aturan tertulis mengenai hal itu. Apalagi yang dilakukan UM adalah kerjasama positif yang saling menguntungkan kedua belah pihak. (oci/avi)