MALANG - RW 09 Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang yang berlokasi di kawasan Perumahan Puncak Buring Indah banyak mengalami peningkatan di Lomba Kampung Bersinar tahap ketiga. Dari tiga tahap penilaian lomba yang digelar Pemkot Malang ini, wilayah tersebut selalu mengalami peningkatan yang cukup siginikan.
Di penilaian tahap pertama, wilayah yang pernah meraih juara Harapan I Lomba Green and Clean yang digelar Pemkot Malang ini sudah hijau dan bersih. Hanya saja, partisipasi masyarakat saat itu masih belum tampak.
Namun dipenilaian tahap kedua, wilayah ini banyak mengalami peningkatan. Penghijauannya sungguh luar biasa. Rumah penduduk setempat tampak rindang oleh tanaman keras maupun tanaman hias. Hasil daur ulangnya pun banyak dihasilkan.
Dipenilaian tahap ketiga atau tahap terakhir yang digelar Senin (28/4), kemarin siang, peningkatannya sangat luar biasa. Tanaman hias maupun tanaman kerasnya makin banyak.
‘’Kesan saya di RW 09 Buring ini sangat luar biasa dengan lonjakan-lonjakan mulai penilaian tahap pertama hingga tahap ketiga. Semoga dengan peningkatan ini bisa mendongkrak nilainya,’’ kata ketua tim juri kelompok II Ir Joko Triwanto saat memberikan sambutan.
Menurut pria yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, wilayah RW 09 setidaknya sudah menjadi budaya untuk mencintai tanaman dan lingkungan. Meskipun sudah tidak ada lomba, namun wilayah ini tetap asri, bersih dan hijau.
Sementara itu Ketua RW 09 Buring Cahyo Sudarsono mengaku even Lomba Kampung Bersinar ini bisa berdampak dikemudian hari dan kampungnya bisa lebih baik lagi. ‘’Mencintai tanaman seperti mencintai kita sendiri,’’ kata pria yang baru menjabat ketua RW ini.
Di penilaian tahap ketiga, segala potensi yang dimiliki warga setempat ditunjukkan kepada tim juri. Mulai budidaya cacing, budidaya jamur, ternak lele. Begitupula budidaya sayur-sayuran juga ditunjukkan.
Selain itu, warga setempat kini sedang gencar-gencarnya menanan tanaman keras dan tanaman pergola. Tanaman keras seperti durian sudah di tanam di tepi-tepi jalan. Tanaman buah-buahan ini akan terus dikembangkan lagi. Tanaman pergola pun juga mulai banyak ditemukan.
Begitupula produksi daur ulang juga sudah dikembangkan masyarakat. Seperti baju daur ulang dari plastic juga dibuat warga setempat. Bahkan produk baju daur ulang ini sudah laku hingga mencapai Rp 300 ribu.